JAKARTA - Indonesia bertekad menjadi pemain kunci hidrogen di tingkat regional dan pasar global. Saat ini, pemerintah tengah mendorong pengembangan ekosistem hidrogen yang komperehensif di tanah air.

Rencananya, hidrogen dan amonia tidak hanya akan dimanfaatkan sebagai energi baru, namun juga sebagai penyimpan dan pembawa energi untuk mengoptimalkan pemanfaatan variabel energi terbarukan dan menghubungkan sumber daya dan permintaan energi.

Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan (EBT) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Andriah Feby Misna mengatakan, PT PLN (Persero) baru saja meluncurkan 21 Pabrik Hidrogen Ramah Lingkungan untuk mengakselerasi ekosistem hidrogen di Indonesia.

Selain itu, terdapat beberapa proyek hidrogen lainnya yang sedang berjalan di Indonesia. Ini termasuk hidrogen hijau dari tenaga surya di Sumba Timur, pabrik hidrogen menggunakan pembangkit listrik tenaga air besar di Kalimantan Utara dan Papua, serta proyek percontohan di Ulubelu yang memanfaatkan kondensat panas bumi.

Dia menekankan inisiatif-inisiatif ini menyoroti upaya Indonesia untuk mengeksplorasi berbagai metode produksi hidrogen yang berkelanjutan. "Kami bermaksud mengembangkan ekosistem hidrogen yang komprehensif, yang tidak hanya mencakup produksi, namun juga penyimpanan, transportasi, dan pemanfaatan," ujar Feby dalam acara Clean Hydrogen and Ammonia Development in Indonesia Seminar yang terselenggara berkat kolaborasi Kementerian ESDM dan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Selasa (12/12).

Dengan penggunaan hidrogen dan amonia yang luas terangnya, Indonesia bertujuan untuk menjadi pemain kunci di pasar hidrogen global, dan memposisikan diri sebagai pusat hidrogen regional. Karena lokasi Indonesia yang strategis di dekat salah satu jalur pelayaran terpenting di dunia, Selat Malaka, Indonesia memiliki posisi yang baik untuk mengekspor hidrogen ramah lingkungan ke negara-negara di kawasan Asia-Pasifik dan sekitarnya.

Saat ini hidrogen telah dimanfaatkan di Indonesia pada sektor industri, terutama sebagai bahan baku pupuk. Konsumsi hidrogen di Indonesia saat ini berkisar 1,75 juta ton per tahun, sesuai dengan Laporan IEA tahun 2022, dengan pemanfaatan didominasi oleh urea (88 persen), amonia (4 persen), dan kilang minyak (2 persen).

Baca Juga: