JAKARTA -Indonesia mengajukan diri menjadi anggota Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik atau Comprehensive and Progresive Trans-Pasific Partnership Agreement (CPTPP) guna memacu pertumbuhan ekspor. Indonesia telah melayangkan surat pengajuan ke pihak Selandia Baru yang berperan sebagai negara administrator CPTPP (depository country).

"Saat ini langkah yang Indonesia ambil, terutama melengkapi proses aksesi Indonesia ke OECD, tujuannya untuk menggerakkan reformasi struktural di dalam negeri dan membuka pasar untuk ekonomi Indonesia," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (25/9).

Seperti dikutip dari Antara, Airlangga menyebutkan langkah tersebut sudah dilaporkan kepada presiden terpilih Prabowo Subianto, serta disambut positif untuk segera melanjutkan proses.

Sebagai informasi, CPTPP merupakan skema perjanjian perdagangan "standar tinggi" yang bertujuan memfasilitasi kerja sama ekonomi antar negara anggotanya. Perjanjian ini mencakup hampir seluruh aspek ekonomi, termasuk investasi sampai perdagangan barang dan jasa.

Airlangga mengatakan perjanjian ini merupakan perkembangan dari Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) yang sebelumnya tidak pernah diratifikasi karena penarikan diri Amerika Serikat.

Saat ini CPTPP beranggotakan 11 negara yakni Australia, Brunei, Kanada, Cili, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam.

Selain Indonesia, sudah ada tujuh negara lain yang mengajukan keanggotaan CPTPP. "Oleh karena itu Indonesia menambah dari 7 negara yang sudah juga meminta untuk masuk dalam aksesi daripada CPTPP antara lain Tiongkok, Taiwan, Kosta Rika, dan beberapa negara lain," jelasnya.

Airlangga menjelaskan proses aksesi untuk menjadi anggota kemitraan tersebut membutuhkan waktu. Ia mencontohkan Inggris yang baru secara resmi menjadi anggota setelah proses aksesi selama 2,5 tahun.

Dengan resminya Indonesia menjadi anggota CPTPP, diharapkan mampu membuka pasar baru di berbagai negara. Dalam hal ini, Airlangga membidik pasar Amerika Latin seperti Meksiko dan Peru. Ia juga optimistis CPTPP mampu meningkatkan nilai ekspor Indonesia hingga 10 persen.

"Dengan demikian perdagangan impor dan ekspor semakin meningkat dan akhirnya akan meningkatkan perdagangan antara negara CPTPP. Negara Peru misalnya, mereka melakukan testimoni bahwa keanggotaan mereka di CPTPP meningkatkan ekspor," ujarnya.

Di samping itu, keanggotaan tersebut sekaligus memperkuat posisi Indonesia di kancah global sebagai negara Asean pertama di G20 yang resmi menjadi anggota CPTPP.

Baca Juga: