Judul : Happiness Revolution

Penulis : DR AB SUSANTO

Penerbit : Bhuana Ilmu Populer,Jakarta

Cetakan : I, 2017

Tebal : xviii + 174 halaman

Tujuan hidup adalah mencari kebahagiaan. Berbagai pendekatan filsafat, agama, psikologi, dan biologi telah dilakukan untuk mendefinisikan kebahagiaan. Para filsuf dan tokoh agama mendefinisikan kebahagiaan.

Kebahagiaan memiliki makna berbeda-beda bagi setiap orang. Konsep ini berkaitan dengan kesejahteraan, kualitas hidup, dan kemajuan atau perkembangan. Banyak berpikir memiliki barang mahal akan bahagia. Namun tidak selalu demikian, kebahagiaan yang dirasakan hanya sesaat, lantas sirna.

Sejak tahun 1960-an, penelitian tentang kebahagiaan telah dilakukan dari berbagai disiplin ilmu, seperti gerontologi, psikologi sosial, kedokteran, dan ekonomi kebahagiaan. Dua dekade terakhir, ruang lingkup studi tentang kebahagiaan telah meluas dari sisi publikasi ilmiah (hal 7).

Ternyata, kebahagiaan berasal dari diri sendiri. Tidak ada seorang pun bertanggung jawab atas kebahagiaan selain diri sendiri. Pola pikirlah yang menentukan. Kasih sayang menjadi inti kebahagiaan. Kasih sayang mengandung makna kepedulian, penghormatan terhadap orang lain, serta kesediaan saling membantu. Jika kasih sayang telah tertanam, kebahagiaan akan datang. Kesuksesan dan kekayaan hanyalah "bonus".

Kebahagiaan juga menjadi perhatian pemerintah. Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia memperkenalkan indikator untuk mengukur kesejahteraan masyarakat berdasarkan tingkat kebahagiaan masyarakat. Semakin tinggi indeks menunjukkan seseorang semakin bahagia.

Indeks kebahagiaan disusun menurut aspek kehidupan, meliputi kepuasan terhadap kesehatan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, keharmonisan, ketersediaan waktu, hubungan sosial, dan aset. Indeks kebahagiaan Indonesia tahun2014 sebesar 68,28 pada skala 0-100. Tiga aspek dengan kontribusi tertinggi adalah pendapatan rumah tangga (14,64 persen), kondisi rumah tangga dan aset (13,22 persen), serta pekerjaan (13,22 persen) hal 34.

Di tingkat internasional, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga menaruh perhatian terhadap kebahagiaan dengan mengeluarkan World Happiness Report (WHR). Dalam laporannya, WHR menguraikan status kebahagiaan, penyebab kebahagiaan dan penderitaan, serta implikasi kebijakan yang dirangkum dalam studi kasus.

Variabel-variabel yang diukur dalam WHR adalah PDB per kapita riil, dukungan sosial, harapan hidup, kedermawanan, dan persepsi korupsi. Berdasar WHR terbaru, Indonesia menempati urutan 79 dari 157 negara. Ini di bawah sejumlah negara Asia Tenggara (hal 37).

Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang datang sendiri, tapi harus diusahakan. Menurut Harvard, faktor eksternal paling berpengaruh terhadap kebahagiaan seseorang adalah hubungan dengan sesama manusia. Jika orang berbuat baik kepada sesama dapat menciptakan suasana hati bahagia.

Buku ini dirancang sedemikian berkarakter guna menawarkan revolusi kebahagiaan sesungguhnya. Penulisnya, Dr AB Susanto, dikenal luas sebagai seorang konsultan strategik di bawah bendera The Jakarta Consulting Group. Selama aktif, dia banyak terlibat dalam beragam kegiatan sosial. Tulisan ini tidak melenceng dari pengalaman bidangnya yang dibahas secara universal, beserta tips, dan contoh menemukan kebahagiaan.

Diresensi Teguh Wibowo, alumnus MAN Panggul, Trenggalek

Baca Juga: