SEOUL - Acara reuni keluarga antara warga Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) yang dilaksanakan di resor Gunung Kumgang, Korut, dilaporkan telah berakhir setelah selama 3 hari digelar. Perpisahan reuni keluarga Korea terakhir, terjadi pada Rabu (22/8) sore.

Acara reuni keluarga kembali digelar sejak awal pekan ini setelah pemerintah Korsel dan Korut sepakat untuk melanjutkan pertemuan keluarga yang terpisah akibat Perang Korea 1950-1953 setelah selama tiga tahun tak terjadi.

Pada acara reuni keluarga di hari terakhir, tercatat ada 89 keluarga yang beruntung bisa mengikuti program ini. Mereka diberi kesempatan melakukan pertemuan reuni keluarga selama 11 jam dengan diawasi oleh pihak keamanan Korut.

Sama pada acara reuni keluarga pada hari-hari sebelumnya, keluarga yang diberi kesempatan bersua, menyatakan bahwa momentum ini merupakan yang terakhir kali untuk mereka bisa bertemu.

"Reuni sudah berakhir," demikian bunyi pengumuman yang diperdengarkan lewat pelantang suara di balairung yang ada di resor Gunung Kumgang, tempat para keluarga Korea bertemu dengan kerabat mereka yang terpisah.

Setelah pengumuman, banyak anggota keluarga yang sebagian besar adalah kaum lanjut usia (lansia) menangis dan enggan dipisahkan dan keluar dari lokasi balairung yang mempertemukan mereka dengan kerabat mereka.

Sebelumnya perpisahan terjadi, mereka terutama kaum perempuan yang kebanyakan menggenakan baju tradisional Korea, ada yang saling bertukar kertas bergambar silsilah keluarga dan foto-foto keluarga yang belum pernah mereka temui. Saat reuni keluarga berakhir dan pihak keluarga dari Korsel digiring ke bus-bus yang membawa mereka ke resor Gunung Kumgang, pihak kerabat mereka dari Korut diperbolehkan untuk melambaikan tangan pada keluarga mereka yang berasal dari selatan.

"Kita akan bertemu lagi di Pyongyang setelah terjadi unifikasi," teriak salah satu anggota keluarga dari Korut yang hadir di resor Gunung Kumgang.

Pertemuan Panmunjom

Suasana penuh emosi itu merupakan bagian dari kegelisahan dan kepedihan akibat pemisahan di Semenanjung Korea. Situasi itu terjadi akibat Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata bukan dengan kesepakatan perdamaian, sehingga antara Korsel dan Korut hingga saat ini secara teknis masih dalam keadaan perang.

Reuni keluarga sempat tak dilaksanakan selama 3 tahun sebelumnya setelah hubungan Korsel-Korut memanas akibat dilanjutkannya program nuklir dan misil balistik Korut.

Kini reuni keluarga bisa dilaksanakan lagi setelah Presiden Korsel, Moon Jae-in, melakukan pertemuan untuk pertama kalinya dengan pemimpin Korut, Kim Jong-un, di Panmunjom pada April lalu.

"Reuni keluarga ini adalah tindakan dari implementasi pertemuan di Panmunjom," demikian pernyataan kantor berita Korut, KCNA.

AFP/I-1 /AR-3

Baca Juga: