Setelah 36 tahun, produser Hollywood, Jerry Bruckheimer, merilis sekuel film Top Gun, 'Top Gun: Maverick' yang telah tayang di layar bioskop Tanah Air awal pekan ini. Film pertama telah berhasil meraup 356,8 juta dolar AS di seluruh dunia, dan melambungkan nama pemeran utamanya.
Masih dengan Tom Cruise sebagai Captain Pete 'Maverick' Mitchell, penerbang angkatan laut yang kini menjadi pilot uji berbagai proyek rahasia militer, Mavericktelah masuk dalam jajaran film yang diantisipasi untuk 2022 bersama The Batman, danJurassic World Dominion.
Memadukan kekuatan drama, peta politik global dan teknologi militer, film berbiaya 152 juta dolar AS ini tampil cukup memuaskan, meski dengan beberapa detil yang agak kendor.
Walaupun sudah berusia 57 tahun, Cruise berhasil tampil meyakinkan sebagai pemimpin misi sekelompok pilot untuk menghancurkan pabrik pengayaan uranium di sebuah negara musuh. Selain duel udara dengan pesawat generasi ke-lima, sebagai film aksi Sutradara Joseph Kosinski yang pernah bekerjasama dengan Cruise dalam Oblivion (2013) sukses membangkitkan spirit nostalgia lewat sisi drama film ini.
Kaum milenial yang asing dengan Top Gun tahun 1986 tidak perlu ragu untuk menonton. Kosinski menuturkan film ini untuk mudah diikuti, dengan beberapa adegan kilas balik dan dialog yang diucapkan. Namun, tentu generasi 80-an atau generasi X lebih dapat menikmati sisi emosional film dengan latar belakang Maverick yang pernah kehilangan kopilot yang merupakan ayah dari salah satu pilot dalam misi, juga hubungan dengan 'Iceman' (Val Kilmer), saingan utama Maverick memperebutkan gelar pilot terhebat dalam Top Gun, yang kini telah menyandang bintang empat.
Kejanggalan kecil
Sebagaimana film pertama, sutradara tidak secara jelas menyebutkan negara pemilik pabrik uranium yang menjadi sasaran serangan misi tim. Top Gun pertama menampilkan pertempuran di Samudra Hindia, di mana Rusia yang selama ini dianggap sebagai pihak musuh, tidak cukup dekat untuk meluncurkan pesawat dari daratan. Sampai-sampai dalam Blu-Ray Edisi Khusus "Top Gun" sutradara Tony Scott dan produser Jerry Bruckheimer harus menjelaskan bahwa kombatan musuh dalam film pertama berasal dari Korea Utara (IGN).
Dalam sekuel kali ini, penonton yang gemar dengan perkembangan militer akan bertanya bagaiman pesawat musuh berteknologi generasi kelima butaan Rusia, SU-57 Felon, bisa kalah dengan mudah oleh F-18, pesawat AS yangterbang perdana pada 1978.
Film ini juga belum menjelaskan bagaimana seluruh pilot dapat sukses menuntaskan misi, sementara dalam latihan persiapan, mereka digambarkan kesulitan menemukan cara terbang di antara ngarai lembah dalam jendela waktu yang sangat sempit.
Apapun itu, film yang sarat dialog cerdas dan drama iniberhasil menghibur penonton lamanya, generasi X, dan kaunmilenial dengan aksi udaranya. Dikutip dari CNBC, analis box-office saat ini memperkirakan Maverick akan mengumpulkan dari pembukaan domestik antara 98 juta dan 125 juta dolar AS.

Baca Juga: