Semarang bakal jadi alternatif destinasi wisata internasional. Hal ini terkait masuknya Kota Lama Semarang dalam list tentatif World Heritage UNESCO pada 2015. Hal ini juga yang jadi alasan diadakannya acara tahunan Festival Kota Lama.
Tahun ini, acara diselenggarakan oleh Oen's Semarang Foundation (OSF) bekerja sama dengan stakeholder dan beberapa komunitas penggiat cultural heritage.
Acara ini berhasil menarik perhatian warga Semarang dan sekitarnya serta para wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Tercatat lebih dari 50.000 pengunjung yang datang dan memberi respon positif atas acara ini.
Berbagai sisi warisan budaya dimunculkan di festival ini. Mulai pasar sentiling dengan berbagai barang antiknya, gala dinner dengan kuliner klasik khas Semarangan, walking tour Kota Lama oleh Bersukaria Walk, fashion show kostum klasik, hingga penampilan Dancing on The Street dan pameran sejarah Kota Semarang.
Stan berjejer di sepanjang Jalan Merak- Perkutut- Kedasih hingga Kolam Retensi Tawang, atau yang biasa kita kenal dengan nama Polder Tawang. Sesuai tema yang diangkat tahun ini, Sepanjang Jalan Kenangan.
Acara ini menjadi tambahan daya tarik Kota Semarang sebagai destinasi wisata sejarah.
Festival ini pertama kali diadakan pada 2012 dengan total 7.000 pengunjung yang hadir ketika itu.
Sejak pertama kali diselenggarakan, Festival Kota Lama (FKL) sudah dapat respons positif dari masyarakat. Puncaknya pada 2015, FKL berhasil menarik perhatian sebanyak 50.000 pengunjung dalam dua hari. Pada 2015 pun menjadi batu loncatan bagi Semarang untuk lebih mengembangkan Kota Lama, karena pada 2015 Kota Lama Semarang telah dimasukan dalam tentative list UNESCO sebagai warisan dunia dan menjadi destinasi internasional.
"Even ini merupakan kebutuhan kita bersama. Terlebih sejak 2015 Kota Lama telah masuk daftar tentative list UNESCO untuk jadi warisan dunia, serta destinasi internasional," kata Yeru Salimianto, Ketua Yayasan Oen di Semarang. SM/R-1
Sepanjang Jalan Kenangan
Tema Sepanjang Jalan Kenangan yang merepresentasikan kesan Kota Lama "Kuno, Kini, dan Nanti". Tema ini diambil sebagai harapan agar bisa menyambung hubungan antara masa lalu dengan masa depan. Jadi, harapannya even ini menjadi media persahabatan anatara Indonesia dengan Belanda dan negara lainnya.
FKL 2017 dipusatkan di Jalan Merak. Tepatnya di seberang Stasiun Tawang, bersebelahan dengan Hotel Pelangi. Lokasi ini berada tak jauh dari Polder Tawang (Kolam Retensi Tawang), saat malam datang lokasi festival ini akan berubah jadi romantis.
Sesuai tema yang diusung, FKL 2017 akan mengajak Anda menciptakan kenangan di sepanjang Jalan Merak ke Kota Lama Tempoe Doeloe dengan serangkaian acara kuno dan kekinian.
Pada hari pertama, pengunjung diajak untuk menikmati Gala Dinner dan Dancing on the Street. Tiket Gala Dinner sendiri dijual seharga 200 ribu rupiah. Anda akan menikmati sajian masakan dari Chef Donny dari Toko Oen. Menikmati makan malam di tengah suasana tua Kota Lama Semarang tentu menjadi kenangan romantis. Ditambah lagi, FKL 2017 ini menampilkan penyanyi berdarah Jawa - Belanda, Henny Purwonegoro.
Selain Gala Dinner, Anda pun bisa ikut serta dalam acara Dancing on the Street yang menampilkan penari Neneng Dancer. Tarian yang diangkat dalam FKL 2017 ini mengambil tema tarian tradisional dari zaman Belanda hingga modern. Semua tamu akan diajak berdansa bersama.
Uniknya, ada juga fashion show dari Batik Jayakarta dan desainer asal Belanda, Ellen van Osh. Menurut Ellen, akan ada 10 baju rancangannya. Baju tersebut didesain dengan menggabungkan sentuhan budaya Jawa, Belanda, dan Eropa.
Tak ketinggalan, ada pasar Sentiling yang menampilkan jajanan kuliner, UMKM Semarang, dan lainnya. Serangkaian acara tersebut dimulai dari jam 6 hingga 10 malam. SM/R-1
Ribuan Pengunjung
Pada acara pembukaan FKL 2017 dimeriahkan penampilan dari Kelompok Seni Tari Balemong dari Ungaran yang menampilkan Tarian Dingklek Sinden, dilanjutkan dengan penampilan dari Neneng Dancer yang menampilkan tari-tarian Old School dengan menggunakan kostum tradisional dari Belanda, Fashion Show dan penampilan dari beberapa Band.
"Karena wisatawan bersama masyarakat Semarang akan diajak bersenang-senang di sepanjang jalan kenangan yaitu Jalan Merak. Bernostalgia menikmati suasana Kota Lama tempo dulu, mulai dari Pasar Malam Sentiling, gala dinner, bazar jajanan, fashion show, street dance, walking tour hingga acara menarik lainnya," ungkap Jenny, Ketua Penyelenggara FKL 2017.
Festival ini diharapkan bisa menjadi even berskala Internasional dan bisa kerja sama dengan beberapa pihak mancanegara dan menjadikan Kota Lama menjadi tujuan wisata Internasional. Seperti yang disampaikan oleh Ketua Yayasan Oen Bapak Yeru Salimianto pada pembukaan Festival Kota Lama 2017.
"Kami berharap ke depan FKL ini bisa menjadi even berskala Internasional sehingga bisa menjalin kerja sama dengan pihak mancanegara, dan menjadikan Kota Lama bisa menjadi salah satu tujuan wisata internasional di Indonesia," ujar Yeru.
Jika Anda baru pertama kali datang ke FKL, tidak ada salahnya untuk berkunjung ke pameran sejarah yang ada di Gedung Samudra Indonesia Group yang berada di samping Gedung Oudetrap. Di pameran sejarah itu Anda bisa membaca sejarah FKL dan Kota Lama itu sendiri.
Untuk Anda yang cinta budaya Indonesia, pihak penyelenggara FKL juga menyediakan panggung di Taman Garuda yang menampilkan kesenian tradisional dari beberapa daerah di Indonesia. Anda juga bisa bermain permainan tradisional yang disediakan pihak penyelenggara.
Dan jika Anda hobi jajan, coba lah ke Pasar Sentiling. Di pasar ini ada banyak booth yang menyediakan berbagai macam jajanan kuliner yang siap memanjakan lidah Anda.
Selain makanan di pasar ini juga ada booth UMKM Semarang , dan booth lainnya.
Anda juga bisa merasakan pengalaman fine dining di tengah suasana malam Kota Lama Semarang.
Dan jika Anda ingin lebih mengenal sejarah dari bangunan-bangunan yang berada di Kota Lama, Anda bisa mengikuti Walking Tour. Cukup membayar 10 ribu rupiah, Anda akan diajak jalan-jalan ke sekitar 20 bangungan wisata yang berada di kawasan Kota Lama.
Walking Tour dimulai dari bangunan yang berada di Jalan Merak, Taman Srigunting, Gereja Blenduk, Jalan Kepodang, Jalan Empu Tantular, Branjangan, serta beberapa bagunan di Jalan Tawang.
Guide dari Walking Tour ini akan menceritakan sejarah dan perkembangan dari masing-masing bangunan tersebut. SM/R-1