Jakarta - Kinerja rupiah masih rentan terhadap pengaruh eksternal ketimbang sentimen dari dalam negeri. Kondisi tersebut diperkirakan masih berlanjut hingga ke depan, terlebih lagi sentimen internal belum berpengaruh. Pada akhir pekan lalu, laju rupiah sempat menyentuh level 14.500-an rupiah di akhir perdagangan akhir pekan lalu.

Masih cenderung menguatnya dollar AS seiring optimisme The Fed terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok membuat pergerakan rupiah cenderung melemah. Bahkan sentimen dari dalam negeri di mana Bank Indonesia (BI) masih mempertahankan level suku bunganya tampaknya tidak dihiraukan rupiah. Tidak hanya itu, sejumlah sentimen yang diyakini positif juga tidak membantu rupiah untuk bergerak positif.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta, Senin (23/7) sore, ditutup menguat 13 poin dari sehari sebelumnya menjadi 14.482 rupiah per dollar AS. Analis Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra di Jakarta mengatakan penguatan rupiah disebabkan dollar yang tertekan merespons cuitan Presiden Trump pada Jumat (20/7) lalu, yang menyatakan dirinya tidak terlalu senang melihat penguatan dollar.

Ant/E-10

Baca Juga: