Rekor suhu lautan pada April membuat sejumlah ilmuwan khawatir bahwa peristiwa itu akan memicu munculnya El Nino di Samudera Pasifik.

SINGAPURA - Suhu permukaan laut mencapai rekor pada April dan tetap pada tingkat mendekati rekor, membuat sejumlah ilmuwan mengkhawatirkan suhu yang lebih hangat pada 2023 selama peralihan yang diperkirakan menjadi peristiwa El Nino di Samudera Pasifik.

Sementara suhu permukaan laut rata-rata global, diukur antara garis lintang 60 derajat selatan dan garis lintang 60 derajat utara, mencapai rekor 21,1 derajat Celsius pada awal April, melebihi rekor 21 derajat Celsius yang ditetapkan pada 2016, yang merupakan tahun El Nino. Itu juga yang tertinggi sejak pencatatan satelit dimulai.

Kekhawatirannya adalah bahwa lautan yang lebih hangat dapat memicu badai yang lebih ekstrem, mempercepat pencairan lapisan es, dan menyebabkan gelombang panas laut yang lebih parah yang memicu peristiwa pemutihan karang massal.

Suhu lautan yang kembali lebih hangat dengan cepat ditekan oleh efek pendinginan dari peristiwa La Nina tiga tahun, juga merupakan pengingat akan dampak perubahan iklim, yang memanaskan lautan dengan kecepatan yang mengkhawatirkan.

"Sebagian besar lautan dunia hangat. Luar biasa hangat. Panas tahun ini sepertinya akan memecahkan rekor," kata pakar oseanografi di University of New South Wales (UNSW) di Sydney, Australia, Moninya Roughan.

Seperti yang Roughan tulis di The Conversation pada 26 April, dia menjelaskan bahwa selama La Nina, air yang lebih dingin dari dalam lautan naik ke permukaan, bertindak seperti mesin pendingin udara dengan mendinginkan benda, dan munculnya El Nino seperti mematikan mesin itu.

"Saat Anda menyalakan AC, Anda menutupi panas di luar. Itu sama untuk lautan kita. La Nina membawa tiga tahun kondisi yang lebih dingin, sementara pemanasan global berlanjut dengan cepat. Sekarang kita cenderung melihat deru panas kembali," papar dia.

Kecepatan peningkatan kehangatan dalam beberapa pekan terakhir inilah yang membuat para ilmuwan tertarik dan prihatin.

"Ini membuat para ilmuwan menggaruk-garuk kepala," kata Mike Meredith dari Survei Antartika Inggris kepada The Guardian pada akhir April. "Fakta bahwa pemanasan sebanyak itu merupakan kejutan nyata, dan sangat memprihatinkan. Itu bisa menjadi ekstrem tinggi berumur pendek, atau bisa menjadi awal dari sesuatu yang jauh lebih serius," ungkap dia. SB/ST/I-1

Baca Juga: