Rumah rusak ringan mendapat bantuan sebanyak 10 juta rupiah, rusak sedang 25 juta rupiah, dan rusak berat 50 juta rupiah.

JAKARTA - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, menyatakan proses rehabilitasi dan rekonstruksi gempa Cianjur tidak harus menunggu selesai masa tanggap bencana. Penanganannya dilakukan secara paralel dan simultan antara tahapan yang ada.

"Yang sudah bisa diatasi maka pada saat itu juga kita akan melangkah ke tahap rehabilitasi konstruksi," ujar Muhadjir, dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis (1/12).

Dia mengungkapkan dari sekitar 60.000 rumah yang rusak, ada 17.864 yang sudah terverifikasi baikrusak berat, rusak sedang maupun rusak ringan. Untuk tahap pertama, akan ada sebanyak 8.341 rumah yang akan segera diperbaiki dalam waktu dekat.

Dia menambahkan, untuk relokasi itu sudah adalahan 2,5 hektare untuk menampung 200 hunian baru di Desa Sirnagalih, sedangkan sisanya nanti akan tersedia beberapa lokasi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Cianjur.

"Tinggal persyaratan persuratan resmi sajayang nanti harus diurus," jelasnya.

Muhadjir memastikan penggunaan Dana Siap Pakai (DSP) akan dicairkan secepat mungkin. Tidak diperlukan peraturan yang lebih lanjut untuk pencairannya.

"Cukup langsung ditangani secara secepatnya sesuai dengan larangan dari Bapak Presiden," tandasnya.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menerangkan dari 17.864 rumah akan mendapatkan bantuan sesuai kategori dari BNPB. Untuk rumah rusak ringan, bantuan sebanyak 10 juta rupiah, rusak sedang 25 juta rupiah, dan rusak berat 50 juta rupiah.

"Yang rusak berat kalau dia harus direlokasi karena berada di lahan-lahan yang merah atau dikategorikan merah oleh BMKGdia harus direlokasi ke Sirnagalih," katanya.

Dia memastikan pembangunan rumah nanti akan menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) yang juga digunakan di beberapa wilayah yang pernah terdampak gempa. Adapun ukurannya rumah bertipe 36 dengan luas lahan 90 meter.

"Ini juga ada beberapa contohnya di Cianjur. Ketika gempa tetap kokoh," terangnya.

Sementara itu, Bupati Cianjur,Herman Suherman, mengatakan seorang korban gempa bumi di daerah ituditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada hari ke-11 proses pencarian korban atau Kamis, pukul 14.10 WIB.

"Yang meninggal dunia per sore hari ditemukan satu orang di daerah Cicadas, Desa Cijedil. Sehingga jumlah yang meninggal dunia menjadi 329 orang," kata dia saat memberikan keterangan pers di Pendopo Kantor Bupati Cianjur di Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Kamis.

Untuk warga hilang dan masih dalam proses pencarian oleh Tim SAR gabungan berjumlah 11 jiwa. Ia mengatakan situasi di lapangan diguyur hujan dan terjadi gempa susulan dua kali.

"Sehingga tim Basarnas agak sedikit turun ke bawah. Dan mudah-mudahan besok, kita ada waktu dua hari lagi mudah-mudahan besok bisa ditemukan. Mohon doanya agar cuaca mendukung," kata dia.

Untuk korban luka-luka akibat gempa Cianjur terdiri atas korban luka berat per Kamis (1/12), tercatat 595 orang.

"Dan korban luka berat yang saat ini masih dirawat di rumah sakit Cianjur, ialah sebanyak 59 orang," kata dia.

Ia juga mengungkap tentang data pengungsian, yakni terdapat 492 titik pengungsian dengan rincian sebanyak 372 titik pengungsian terpusat dan 120 titik pengungsian mandiri.

Baca Juga: