JAKARTA - Realisasi anggaran Pemerintah Daerah harus memperhatikan penggunaan produk dalam negeri. Hal itu karena percepatan realisasi anggaran dengan penggunaan produk dalam negeri merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan.

Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Dirjen Bina Keuda Kemendagri) Agus Fatoni, mengatakan hal itu di Jakarta, Minggu (5/6).

Menurut Agus, Gerakan Bangga Buatan Indonesia untuk menggunakan Produk Dalam Negeri (PDN) harus jadi perhatian Pemda ketika melakukan percepatan realisasi anggaran. "Kami meminta Pemda melakukan akselerasi atau percepatan realisasi anggaran pendapatan maupun belanja daerah agar program yang telah direncanakan segera dirasakan secara nyata oleh masyarakat. Harus diingat juga percepatan realisasi anggaran dengan penggunaan produk dalam negeri merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan," katanya.

Agus menambahkan, realisasi anggaran itu seperti komplikasi penyakit. Sebab kalau realisasinya macet semuanya berantakan. Semuanya bermasalah. Jadi intinya cuma satu yakni percepatan realisasi anggaran. "Contohnya penggunaan produk dalam negeri ya macet, wong realisasinya macet gimana mau digunakan," ujarnya.

Agus juga mengungkapkan, banyaknya uang Pemda yang mengendap di bank karena realisasi anggaran yang terbilang rendah. Karena itu, penghargaan yang diberikan Kemendagri terhadap realisasi anggaran daerah merupakan bentuk apresiasi. Sekaligus motivasi agar percepatan realisasi anggaran terus dilakukan.

"Solusi dari semua itu, mari kita percepat realisasi anggaran, ini untuk menggerakkan ekonomi yang lumpuh akibat Covid, semua terdampak, ekonomi daerah yang lumpuh, banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan, semuanya itu akan bisa teratasi antara lain dengan mempercepat realisasi anggaran," tuturnya.

Sementara itu, Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri Teguh Setyabudi mengatakan, butuh komitmen dan langkah konkret agar semua pihak melakukan percepatan realisasi anggaran. Ia juga mengingatkan, dalam realisasi anggaran, Pemda mesti memprioritaskan penggunaan produk dalam negeri.

"Komitmen jangan asal komitmen, tapi perlu realisasinya. Gerakan Bangga Buatan Indonesia merupakan langkah yang diambil Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan minat masyarakat dalam mencintai produk buatan dalam negeri terutama produk yang berasal dari Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan koperasi lokal," ujarnya.

Dengan kata lain, lanjut Teguh, gerakan ini secara nasional telah digaungkan dan menjadi salah satu pedoman daerah dalam melakukan percepatan realisasi anggaran. Karenanya, ia mengingatkan agar gerakan ini tak sebatas jargon belaka. Namun harus pada tataran implementasi.

"Mohon maaf kami tidak akan bosan, karena ini gerakan bersama, pusat daerah, seluruh daerah, agar gerakan ini tak hanya sebatas komitmen, tapi perlu realisasi," katanya.

Baca Juga: