JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) diperkirakan rawan koreksi lanjutan dalam perdagangan tengah pekan ini. Pelemahan rupiah bakal dipengaruhi sentimen eksternal dan internal.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi melihat pelaku pasar bakal fokus terhadap data inflasi AS yang akan menjadi petunjuk baru terhadap arah kebijakan moneter bank sentral setempat atau the Fed. Pasar memproyeksikan indeks harga konsumen (CPI) pada April 2024 tumbuh 3,6 persen secara tahunan atau kenaikan terkecil dalam tiga tahun terakhir.

Data tersebut kemungkinan menjadi faktor penentu dalam prospek suku bunga AS, setelah data inflasi kuartal pertama terlalu panas sehingga membuat sebagian pelaku pasar tak memperhitungkan penurunan suku bunga di tahun ini.

Di dalam negeri, data ekonomi kurang mendukung bagi rupiah. Surplus neraca perdagangan Indonesia pada April 2024 diperkirakan menyusut akibat penurunan kinerja ekspor maupun impor.

Karenanya, Ibrahim memproyeksikan kurs rupiah dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (15/5), bergerak fluktuatif dan masih rawan ditutup melemah di kisaran 16.190-16.150 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan di Jakarta, Selasa (14/5), ditutup melemah 19 poin atau 0,12 persen dari sehari sebelumnya menjadi 16.100 rupiah per dollar AS. Pelemahan terjadi di tengah pasar menantikan data inflasi AS.

Baca Juga: