JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan rawan terkoreksi lanjutan, hari ini (9/11), karena dipengaruhi aksi ambil untung. Perhatian pelaku pasar kini tertuju pada data inflasi Amerika Serikat (AS) yang akan menjadi petunjuk baru arah kebijakan bank sentral setempat (AS).

Analis Phillip Sekuritas Indonesia, Joshua Marcius, memperkirakan sentimen yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG pekan ini adalah rilis data inflasi AS. Joshua memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Rabu (9/11), bergerak di kisaran 6.945-7.180 dengan kecenderungan terkoreksi.

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (8/11) sore, ditutup turun, dipicu aksi ambil untung oleh investor. IHSG ditutup melemah 52,27 poin atau 0,74 persen ke posisi 7.050,13. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 9,54 poin atau 0,94 persen ke posisi 1.005,74.

"Untuk pergerakan IHSG hari ini cenderung berlawanan dengan gerak arah bursa global. IHSG mengalami profit taking meskipun ada rilis data IKK yang meningkat," kata Analis Indo MNC Sekuritas Herditya Wicaksana saat dihubungi di Jakarta.

Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Oktober 2022 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat. Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 2022 sebesar 120,3, lebih tinggi dibandingkan 117,2 pada bulan sebelumnya, serta secara konsisten tetap berada di zona optimis (IKK>100).

Meningkatnya optimisme konsumen pada Oktober 2022 didorong oleh peningkatan keyakinan konsumen, baik terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan.

Dibuka menguat, IHSG langsung melemah dan terus berada di zona merah sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG masih belum mampu beranjak dari teritori negatif hingga penutupan bursa saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, empat sektor terkoreksi dengan barang baku turun paling dalam 1,62 persen, diikuti infrastruktur dan keuangan masing-masing turun 1,07 persen dan 0,83 persen.

Baca Juga: