Memasarkan produk ke luar negeri, apalagi produk dari pelaku usaha Usaha Kecil Menengah (UKM) membutuhkan kiat tersendiri. Salah satunya melalui Pusat Logistik Berikat (PLB) e-commerce.

Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Tempat Penimbunan Berikat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Tatang Yuliono pada acara Global Sources for Global Market di JCC Senayan Jakarta, pekan lalu, memaparkan solusi yang ditawarkan PLB e-commerce bagi pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia.

"Hasil produksi UKM kita punya peluang besar untuk menembus pasar internasional. Tapi, banyak dari mereka yang belum tahu cara mengirim dan mengenalkan barang dagangnya ke pembeli di mancanegara," ucapnya.

Ada sejumlah keuntungan yang ditawarkan PLB e-Commerce berdasarkan paparan Tatang Yuliono.

1. Menjadi solusi atas Impor-Ekspor dengan risiko tinggi.

PLB e-commerce menyediakan informasi mengenai jumlah dan jenis barang dengan jelas. Pencantuman harga di e-katalog dan data mengenai Importir dan Eksportir yang keabsahannya jelas tentu memudahkan calon pembeli.

2. PLB e-commerce memberikan media promosi hasil UKM

UKM yang menggunakan PLB e-commerce akan diberikan akses untuk menampilkan produknya di platform e-Commerce yang tersedia.

3. Optimalisasi pekerjaan sederhana

Pekerjaan sederhana meliputi packing, quality control, penyediaan barang ekspor dan mengikuti pameran.

4. Transparansi Data Base dan Tax Base

Nilai perdagangan akan dapat dihitung dengan pasti menggunakan statistik. PLB e-commerce juga bekerjasama dengan Ditjen Pajak sehingga memudahkan pelaku usaha dalam menghitung tax base zΩzdan pungutan pajaknya.

Lebih lanjut, selain mendukung UKM Indonesia dalam mengglobalkan dagangannya, PLB juga berguna bagi Pemerintah untuk mengawasi kegiatan impor dan ekspor.

"Sekarang tren-nya e-commerce impor barang dari luar negeri untuk dijual di Indonesia. Banjir barang impor. Dengan PLB e-commerce, kita jadi punya kendali untuk mengawasi kegiatan impor-ekspor kita," pungkasnya.

Pengapalan Pertama

Selaku perusahaan pengelola PLB e-commerce pertama di Indonesia, PT Uniair Indotama Cargo (UIC) akan segera melakukan pengapalan pertama menggunakan fasilitas PLB e-commerce, akhir Desember tahun ini.

Menurut Presdir UIC, Lisa Juliawati di Jakarta, Selasa (10/12), pertengahan Desember ini produk-produk industri kecil menengah (IKM) dan UKM yang siap ekspor akan mulai masuk gudang PLB e-commerce di kawasan berikat Marunda Centre, Jakarta Utara.

"Setelah itu kami akan tutup kontainer, dan rencananya kapal akan segera berangkat ke Tiongkok. Setibanya barang-barang tersebut di Tiongkok, maka produk-produk tersebut akan dimasukkan ke gudang PLB e-commerce di sana, sambil mitra dari UIC di sana meng-upload produk-produk tersebut, untuk dipasarkan baik di Tiongkok maupun di luar Tiongkok sebagai bagian dari ekspansi pasar," ungkapnya.

Arahnya adalah negara-negara tujuan di luar Tiongkok, namun masih termasuk katalog yang ditawarkan, seperti ke Singapura, Malaysia, sampai ke Russia, dan AS.

"Mengapa Tiongkok menjadi pilihan pertama kami dalam pemanfaatan ekspor produk-produk IKM, sebab selain daya tarik dalam hal jumlah penduduk, kami mengharapkan mereka juga tertarik membeli produk-produk IKM Indonesia yang dikenal spesifik dan memiliki daya saing cukup kuat," lanjutnya.

Untuk dapat masuk ke pasar ekspor secara online dalam rangka tes pasar, lanjut Lisa, satu hal yang ditekankan adalah kemasan produk harus bagus. Demikian pula sejumlah peraturan menyangkut standar dari BPOM bagi produk pangan dan produk pangan UMKM, minimal harus memiliki nomor Produk Industri Rumah Tangga.

"Saat ini sejumlah produk yang cukup diminati di pasaran ekspor seperti Tiongkok misalnya, makanan ringan, kopi, dan biskuit. Ada juga yang mencari produk perawatan rambut," terangnya.

Indonesia, menurut Lisa, jangan sampai kalah bersaing dengan negara lain yang sudah sejak lama memanfaatkan fasilitas gudang berikat PLB e-commerce-nya. Dalam kaitan tingginya pemanfaatan sistem digital di Indonesia, maka seharusnya Indonesia menjadi pemain e-commerce nomor empat dunia.

Data dari Kemendag 2019 mencatat peningkatan transaksi Gross Merchandise Value (GMV) e-commerce Indonesia mencapai 21 miliar dollar AS. Transaksi ini diperkirakan meningkat menjadi 82 miliar dollar AS pada 2025.

Menjadi Lebih Efisien

Secara terpisah, M Rudy Salahuddin, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan UKM, Kemenko Perekonomian, mengemukakan, apabila melihat manfaatnya yang membantu dari segi logistik, maka pemerintah sangat mendukung PLB e-commerce, sebagai fasilitas yang dibutuhkan di era digitalisasi ini, dan menjadikan pengiriman barang khususnya milik IKM dan UKM menjadi lebih efisien.

"Pertimbangannya dengan PLB e-commerce, barang yang akan diantar tidak perlu menunggu 3 sampai 4 hari sampai di Indonesia, melainkan hanya membutuhkan waktu pengiriman sekitar tiga jam dari gudang PLB e-commerce ke daerah tujuan seluruh Indonesia," jelasnya.

Demikian halnya barang dari dalam negeri juga akan lebih mudah untuk penetrasi pasar ekspor, kalau sebelumnya sudah dibantu masuk gudang berikat PLB e-commerce. Dengan terdapatnya gudang milik PLB e-commerce di negara tujuan ekspor, maka sebenarnya hal ini mempermudah produk Indonesia sampai di negara tujuan ekspor secara lebih cepat.

Sedangkan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Suhanto, mengemukakan saat ini dari total jumlah 62 juta UMKM di Indonesia, ditengarai baru 14 persen UMKM yang melakukan ekspor.

Untuk itu, pihaknya sudah menugaskan dua BUMN yakni PT Perusahaan Perdagangan Indonesia dan PT Sarinah (Persero) sebagai fasilitator yang mengumpulkan semua produk yang siap diekspor, termasuk produk IKM, dalam sistem yang dinamakan PLB e-commerce Distribution Centre.

Melalui penandatanganan MoU, maka pemilik barang dengan kesepakatan pihak-pihak tersebut, diberi kemudahan menggunakan PLB e-commerce, sehingga barang mereka masuk ke PLB e-commerce di kawasan berikat Marunda Centre, setelah itu dikirim ke gudang berikat PLB e-commerce di Tiongkok. Di sana produk-produk tersebut dijual dengan sistem daring.

"Karena itu jika pesanan muncul dengan sistem online, maka tidak akan butuh waktu lama untuk menjual barangnya, karena barang dimaksud sudah tersedia di gudang berikat, hal seperti ini memudahkan pelaku usaha dalam menjual produknya. Sebab IKM-UKM memiliki keterbatasan dalam hal volume penjualan produk, sehingga memfasilitasi mereka secara kolektif melalui konsolidasi BUMN, termasuk perusahaan logistik, akan mempermudah mereka saat menjual produknya di pasaran ekspor," tukasnya.

Apalagi produk yang akan difasilitasi ini, lanjutnya, terlebih dulu dikurasi baik oleh BUMN dan perusahaan pengelola PLB e-commerce, termasuk koperasi, sehingga mereka hanya mengirim produk yang memenuhi selera pasar ekspor, termasuk produk yang laku dijual di negara tujuan ekspor. ima/R-1

Baca Juga: