Jakarta - Ratusan penyuluh keluarga berencana (PKB) dan petugas lapangan keluarga berencana (PLKB) yang berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa melakukan tur motor untuk memberi bantuan bedah rumah bagi keluarga berisiko stunting (KRS) hingga memberikan layanan KB.
Para pemotor tersebut berkumpul di Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta pada Sabtu (24/8) dan disambut oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo.
"Saya sangat terenyuh dan mengapresiasi upaya para PKB dalam acara ini sebagai ajang sosialisasi pada masyarakat di sepanjang perjalanan terkait program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana) serta percepatan penurunan stunting," kata Hasto dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu.
Selain pelayanan KB, ia juga menyampaikan pentingnya sanitasi sebagai kunci peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
"Selain ada pelayanan KB, kita juga melihat sanitasi penting sekali, karena kunci kualitas SDM juga ada di sanitasi. Maka kita juga melakukan (perbaikan) sanitasi," ujar dia.
Ia menegaskan, rumah adalah percontohan yang menjadi indikator apakah keluarga sudah memiliki lingkungan dan perilaku hidup yang sehat.
"Rumah itu menjadi percontohan. Kalau dapurnya kurang bagus, perlu dibenahi, kalau jambannya kurang bagus, perlu dibenahi juga. Harapan saya, yang punya rumah berubah perilakunya, jadi yang semula sering hidup belum menjaga kebersihan, berubah menjadi menjaga kebersihan, kalau buang air besarnya masih terbuka, istilahnyaopen defecation free, jadi besok sudah paham bahwa namanya feses itu tidak boleh terbuka," paparnya.
Hasto juga meninjau langsung salah satu titik rumah warga di Kalurahan Hargowilisyang dibedah. Pemiliknya merupakan keluarga berisikostuntingdengan tiga balita. Rumah tersebut dibedah karena tidak layak huni dan tidak memiliki jamban.
"Sebetulnya stunting faktor yang paling besar, dan 70 persen yang memengaruhi adalah sanitasi. Maka, tujuannya adalah untuk memperbaiki sanitasi, diutamakan keluarga yang mempunyai balita, ada ibu hamil, atau yang pasangan usia subur baru. Merekalah yang akan punya anak atau balita dan akan memengaruhi adanya stunting atau tidak," ucapnya.
Menurutnya, inisiatif PKB melalui tur motor perlu menjadi contoh bagi seluruh masyarakat Indonesia dalam rangka menurunkan angka stunting dan berbakti untuk bangsa.
"Kita punya data keluarga risiko stunting, kemudian kita kerjakan di mana-mana. Hanya khusus di Kulon Progo, bukan anggaran APBD atau APBN yang digunakan, tetapi teman-teman penyuluh ingin saat tur dalam rangka 17 Agustus dan Hari Ulang Tahun (HUT) Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) mencoba berbakti. Ini donasi mereka," tuturnya..
Total peserta tur ada sebanyak 840 sepeda motor, sedangkan yang sampai titik pertemuan di Kulon Progo, DI Yogyakarta, sebanyak 288 motor.
Diawali dari kota Banten pada Senin, 19 Agustus 2024, 75 rombongan pemotor memulai perjalanannya melalui berbagai kota menuju ke Kulon Progo, DIY. Sedangkan dari Jawa Timur, memulai perjalanannya dari kota Banyuwangi sebanyak 220 motor, dan Jawa Barat sebanyak 245 motor.
Kemudian, 200 motor juga menyusul dari kota Semarang, Jawa Tengah, yang dilepas oleh Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah pada Selasa (20/8), dan 100 pemotor dari DI Yogyakarta.
Ratusan Penyuluh KB Tur Motor Bantu Bedah Rumah Hingga Layanan Keluarga Berencana
26 Agustus 2024, 00:04 WIB
Waktu Baca 2 menit