Ini merupakan bentuk kepedulian untuk mendukung program Pemprov Jakarta dalam perbaikan kesejahteraan masyarakat.

JAKARTA - Gerakan menangani anak kerdil atau stunting di Jakarta terus berjalan masif. Ini, misalnya, terlihat dari langkah PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) dan PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya, Selasa (12/12). PLN memberi makanan tambahan bergizi kepada balita.

Transjakarta, contohnya, memberikan dana bantuan 282 juta rupiah untuk penanganan stunting Jakarta Timur (Jaktim), khususnya Kecamatan Makasar dan Kecamatan Kramat Jati. "Kami menyerahkan bantuan terkait program Pemprov DKI Jakarta guna mengentaskan stunting," kata Direktur Utama Transjakarta, Welfizon Yuza.

Dia mengatakan ini saat menyerahkan bantuan secara simbolis kepada Wali Kota Jakarta Timur, M Anwar, di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kampung Pulo, Pinang Ranti, Kecamatan Makasar, Selasa (12/12). Menurut dia, ada 235 anak terindikasi kerdil di dua kecamatan tersebut. Mereka perlu diberi bantuan makanan bergizi selama 60 hari.

"Ini merupakan bentuk kepedulian untuk mendukung program Pemprov Jakarta dalam pemberdayaan dan perbaikan kesejahteraan masyarakat," jelas Yuza. Penanganan kerdil adalah program prioritas pemerintah yang tertuang dalam Perpres No 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Juga ada Keputusan Gubernur Jakarta No 578 tahun 2021 tentang Tim Konvergensi Pengendalian Stunting Jakarta.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh fisik maupun otak anak akibat kekurangan gizi dalam waktu lama. Ini terjadi karena kekurangan nutrisi selama masa pertumbuhan. Sementara itu, Wali Kota Jaktim M Anwar mengapresiasi bantuan Transjakarta yang telah ikut berkolaborasi dalam percepatan penurunan kekerdilan di Jakarta Timur.

"Saya bersyukur dengan bantuan ini. Mudah-mudahan dapat membantu percepatan penurunan stunting Jaktim," harap Anwar, dikutip Antara. Dia pun minta kepada penerima bantuan agar makanan bergizi diberikan langsung kepada balita. Sebab banyak orang tua yang tidak memberikan makanan bergizi kepada anaknya.

"Pastikan 56 hari balita tersebut mengonsumsi makanan bergizi. Jangan sampai, makanan tambahan itu dikonsumsi orang tuanya sendiri," tegas Anwar. Dia menuturkan, penanganan kerdil sangat penting karena mengancam bangsa ke depan.

"Kalau generasi milenial tidak diperhatikan gizinya, maka tumbuh kembangnya tidak akan maksimal," tandasnya. Pemprov Jakarta sendiri telah berupaya menekan angka kekerdilan berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan melalui gerakan "Jakarta Beraksi."

Pemkot Jaktim juga telah menanganinya melalui gerakan orang tua asuh balita kerdil. Konkretnya, para kepala organisasi perangkat daerah menjadi orang tua asuh balita terindikasi stunting. Jaktim menargetkan kekerdilan turun di bawah 14 persen yang saat ini masih 14,4 persen. Jaktim menargetkan nol persen stunting tahun 2024. Pemprov Jakarta masih 14,8 persen.

500 Balita

Sementara itu, Perusahaan Listrik Negara (PLN) memberikan makanan tambahan bagi 500 balita di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, untuk menekan angka kerdil. PLN telah membuat program "Peduli Stunting." Pemberian makanan kepada 500 balita ini bagian dari program peduli stunting.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, Lasiran, mengungkapkan, makanan tambahan tersebut terdiri dari abon ikan lele, bubur kacang hijau, sate, telur puyuh, susu, biskuit, dan makanan ringan.

"Jadi, tiap balita mendapat satu paket dengan taksiran nilai 50 ribu rupiah," kata Lasiran. Selain memberikan makanan tambahan, PLN juga mengadakan pengukuran berat dan tinggi badan balita. PLN juga menyumbang alat timbang badan 48 buah.

Lebih lanjut, Lasiran menuturkan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari tanggung jawab sosial (CSR) PLN terhadap masyarakat untuk menangani kekerdilan. Hingga kini, terdapat 1.306 dari 75.000 balita di Jakarta Barat yang terindikasi kerdil atau dengan prevalensi 1,73 persen.

Baca Juga: