JAKARTA - Pedagang pakaian di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat merasa khawatir kasus Covid-19 kembali meningkat karena banyak konsumen yang berdatangan menjelang Ramadan.

Salah satu pedagang, Firdaus jusrtu khawatir keramaian di Pasar Tanah Abang justru mengundang masalah baru. "Saya bukan takut Covid-19-nya, tapi saya takut angka kasus jadi tinggi karena sekarang sudah PPKM level dua terus pasar Tanah Abang ramai," kata Firdaus selaku penjual gamis saat ditemui di Pasar Tanah Abang, Kamis (31/3).

Jika kasus naik, maka pemerintah mungkin akan menurunkan statis Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan kemungkinan Pasar Tanah Abang ditutup sementara. "Yang kita takutkan itu. Kalau ditutup kaya tahun lalu ya kita bagaimana lagi," ujar dia.

Maka dari itu, dia berharap para pengunjung yang hadir di Tanah Abang disiplin menggunakan masker agar kasus tidak kembali meningkat.

Salah satu pedagang minuman dingin, Rum mengaku khawatir dengan situasi Pasar Tanah Abang yang perlahan mulai ramai.

Terlebih, dia khawatir karena terpapar lantaran sempat terkena virus Covid-19 sekitar dua bulan lalu. "Kalau saya kena lagi, gimana saya mau jualan mas," kata dia.

Hal berbeda justru dikatakan Ahmad sebagai penjual celana jin ini mengaku tidak khawatir dengan pandemi Covid-19. "Sekarang sudah tidak khawatir lagi. Kalau dua tahun lalu masih khawatir," ungkap Ahmad.

Untuk diketahui, situasi Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat terpantau ramai jelang Ramadan dan pengunjung sudah memadati kawasan Tanah Abang dari luar hingga ke Gedung Blok F. Tidak hanya itu, ratusan sepeda motor terlihat terparkir di bahu jalan sepanjang kawasan Tanah Abang.

PPKM Level 2

Pengunjung yang datang tidak hanya dari dalam kota, melainkan dari luar wilayah DKI dan pulai Jawa. "Sudah ramai sejak tanggal 28 kemarin. Biasanya sih sepi sepi aja," kata Firdaus.

Firdaus menduga ramainya wilayah Tanah Abang lantaran pemerintah telah menerapkan PPKM Level 2.

Sebelum pemberlakuan PPKM Level 2, Firdaus mengaku situasi pasar cukup sepi. Dalam sehari dirinya hanya menjual lima sampai 10 potong pakaian."Ya Alhamdulillah jadi ramai walaupun tidak seramai waktu sebelum pandemi," kata dia.

Baca Juga: