Raksasa operator satelit dunia, Eutelsat mengklaim gangguan atau jamming terhadap dua satelitnya berasal dari Iran. Dalam rilis resminya, perusahaan yang berdiri pada 1977 itu mengklaim bahwa sinyal gangguan "mempengaruhi transmisi beberapa saluran TV dan radio digital yang disiarkan dalam bahasa Persia dari luar Iran, serta saluran lainnya.

Setelah melakukan analisis independen menggunakan "sistem deteksi interferensi yang dirancang khusus," Eutelsat yakin bahwa sinyal interferensi berasal dari dalam Iran, di mana gangguan sejenis itu dilaporkan terjadi dengan membombardir satelit dan/atau penerimanya dengan noise pada frekuensi radio yang sama dengan transmisi yang dimaksudkan.

"Sebagai hasil pengukuran yang dilakukan dengan sistem deteksi interferensi yang dirancang khusus, Eutelsat menyimpulkan bahwa transmisi uplink dari semua operator interferensi ini berasal dari Iran," bunyi pernyataan Eutelsat seperti dikutip Koran Jakarta pada Senin (10/10).

Tuduhan itu muncul saat protes atas kematian seorang wanita kurdi, Mahsa Amini (22) setelah ditahan karena dianggap berpakaian tidak pantas oleh polisi moral Iran, masuk minggu ketiga. Eutelsat juga telah memberitahu otoritas terkait di Iran dan menuntut agar operasi jamming segera dihentikan secara permanen.

Menurut pernyataan itu, Eutelsat telah memberitahu pihak berwenang Iran bahwa jenis jamming yang disengaja ini secara eksplisit dilarang oleh International Telecommunication Union (ITU) yang merupakan badan khusus PBB untuk teknologi informasi dan komunikasi. Jamming dilarang dalam Radio Regulations (RR) No. 15.1 yang menyatakan bahwa "semua stasiun dilarang melakukan transmisi yang tidak perlu, atau transmisi sinyal yang berlebihan, atau transmisi sinyal palsu atau menyesatkan.

Diketahui, sejak kematian Amini, pemerintah Iran dilaporkan terus berupaya meredam aksi demonstrasi yang telah menewaskan setidaknya 185 orang, termasuk membatasi pemberitaan dan peningkatan sensor media sosial dan komunikasi digital lainnya. Akibatnya, banyak tokoh masyarakat telah menyatakan dukungannya untuk meningkatkan kebebasan internet dan arus informasi yang bebas di Iran termasuk Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. Melalui akun Twitternya, Blinken menuturkan pemerintah Amerika Serikat telah mengambil langkah-langkah yang lebih luas untuk memberi warga Iran akses yang lebih besar ke komunikasi digital untuk melawan sensor pemerintahannya sendiri.

Menanggapi Blinken, pendiri dan CEO SpaceX Elon Musk menuturkan ia berencana mengaktifkan Starlink, yang dinilai mampu meningkatkan akses orang Iran ke internet sebagai tanggapan atas tindakan keras pemerintah. (Starlink telah menyediakan layanan serupa ke Ukraina selama invasi Rusia yang sedang berlangsung.) Namun, seperti yang ditunjukkan oleh Futurisme dan outlet lainnya, menyediakan layanan internet Starlink kepada orang-orang Iran akan memerlukan terminal fisik Starlink dan layanan berlangganan, yang saat ini tidak tersedia untuk orang Iran.

Eutelsat mengatakan sedang bekerja "sepanjang waktu" untuk memperbaiki masalah dan mengurangi efek jamming. Sebagai informasi, Eutelsat adalah salah satu operator satelit terbesar di dunia dan menyiarkan ribuan stasiun televisi dan radio di seluruh Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Asia. Dengan armada satelit global dan infrastruktur darat terkait, Eutelsat memungkinkan klien di seluruh pasar video, data, pemerintah, fixed dan mobile broadband untuk berkomunikasi secara efektif kepada pelanggan mereka, terlepas dari lokasi mereka. Sekitar 7.000 saluran televisi yang dioperasikan oleh kelompok media terkemuka disiarkan oleh Eutelsat ke satu miliar pemirsa. Berkomitmen untuk mempromosikan semua aspek pembangunan berkelanjutan di seluruh aktivitas bisnisnya, Eutelsat memanfaatkan sumber daya di orbitnya untuk membantu menjembatani kesenjangan digital sambil mempertahankan lingkungan ruang yang aman dan rapi.

Baca Juga: