LONDON - Istana Buckingham, pada Senin (5/2), mengumumkan Raja Charles III telah didiagnosis mengidap kanker dan telah menjalani pengobatan, memicu banjir simpati dan dukungan dari seluruh dunia.

Dikutip dari Radio France Internationale (RFI), Charles yang berusia 75 tahun, yang menjadi Raja setelah Ibunya, Ratu Elizabeth II, meninggal pada 8 September 2022, secara umum memiliki kondisi kesehatan yang baik, kecuali cedera akibat polo dan ski.

Namun, pihak Istana mengatakan selama prosedur pembesaran prostat jinak yang dilakukannya di rumah sakit baru-baru ini, ada masalah terpisah yang menjadi perhatian.

"Tes diagnostik selanjutnya telah mengidentifikasi suatu bentuk kanker," kata pihak Istana dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan ia telah memulai pengobatan, namun tanpa menjelaskan lebih lanjut jenis kanker yang ditemukan atau seberapa parah kanker itu.

"Raja tetap bersikap positif, dan berharap untuk kembali menjalankan tugas publiknya sesegera mungkin," kata pihak Istana.

"Dia telah disarankan oleh dokter untuk menunda tugas-tugas publik, meskipun dia akan terus menjalankan urusan negara dan urusan resmi seperti biasa," tambah pernyataan itu.

Pengumuman mengejutkan itu memicu pesan dukungan, dengan putra Charles yang tinggal di Amerika Serikat, Pangeran Harry, mengatakan dia telah berbicara dengan Ayahnya dan segera mengunjunginya.

"Harry, anak bungsu dari dua putra Charles dengan mendiang Putri Diana, yang berada di California bersama istrinya, Meghan, berencana melakukan perjalanan menemui Raja di Inggris dalam beberapa hari mendatang," kata sumber yang dekat dengan Pangeran.

Charles mendapat pujian bulan lalu karena bersikap terbuka tentang kondisi prostat jinaknya, dan dokter mengatakan semakin banyak masyarakat yang menunjukkan gejalanya. Dia keluar dari rumah sakit London setelah menginap tiga malam untuk operasi korektif seminggu yang lalu.

Cegah Spekulasi

Istana menambahkan Raja telah memilih untuk membagikan diagnosis kankernya untuk mencegah spekulasi dan dengan harapan dapat membantu pemahaman publik bagi semua orang di seluruh dunia yang terkena dampak kanker.

Pesan-pesan yang mendoakan agar Charles segera pulih membanjiri setelah pengumuman mengejutkan itu.

"Saya yakin dia akan kembali ke kekuatan penuhnya dalam waktu singkat dan saya tahu seluruh negara akan mendoakan yang terbaik untuknya," tulis PM Rishi Sunak di platform media sosial X.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, juga mendoakan Charles mendapatkan "pemulihan yang cepat" di X. "Pikiran kami tertuju pada rakyat Inggris," tambahnya.

Presiden AS, Joe Biden, mengatakan dia baru saja mendengar berita itu dan prihatin terhadap Raja Charles, sementara Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengatakan dia dan bangsanya memikirkan Yang Mulia Raja Charles III saat dia menjalani perawatan kanker.

Sementara itu, mantan Presiden AS, Donald Trump, yang kemungkinan besar akan menjadi calon dari Partai Republik pada pemilu November, menulis di jaringan Truth Social miliknya bahwa Raja adalah pria yang luar biasa dan bahwa kita semua berdoa agar dia segera pulih sepenuhnya!

Sedangkan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengatakan seluruh warga Australia akan menyampaikan harapan terbaik mereka kepada Raja Charles agar pemulihannya cepat.

Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengirimkan doa dan harapan agar sahabat rakyat Yahudi, Raja Charles, pulih sepenuhnya dan cepat.

Warga London mengungkapkan keterkejutan dan simpati mereka atas berita itu. "Saya merasa kasihan padanya, dia menunggu bertahun-tahun untuk menjadi raja," kata Sarah Firisen, 55 tahun, seorang pekerja penjualan perangkat lunak.

Diagnosis ini akan memperpanjang kekurangan anggota keluarga kerajaan yang disebabkan oleh prosedur prostat Charles dan rawat inap yang hampir bersamaan dengan Catherine, Putri Wales.

Baca Juga: