Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kawasan Dieng pada hari Minggu (29/1), pukul 21.28 WIB, diguncang gempa teknonik dengan magnitudo 2,3 yang berpusat di darat pada jarak 17 kilometer barat laut Wonosobo dengan kedalaman 10 kilometer.
PURWOKERTO - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan hingga saat ini Kawah Timbang dan Kawah Sileri di Dataran Tinggi (Plato) Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, masih berstatus Waspada.
"Hingga saat ini belum ada evaluasi terhadap status dua kawah tersebut," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dieng PVMBG Aziz Yuliawan saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.
Kendati demikian, dia mengakui jika dalam beberapa hari terakhir, konsentrasi gas beracun yang dikeluarkan Kawah Timbang cenderung turun jika dibandingkan dengan saat peningkatan status dari Aktif Normal menjadi Waspada pada hari Jumat (13/1), pukul 23.00 WIB.
Akan tetapi dari sisi aktivitas kegempaan, kata dia, hingga saat ini masih fluktuatif karena pada hari Sabtu (28/1) tercatat 37 kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 6,7-42,7 milimeter, delay time (S-P) 0,4-2,2 detik, dan lama gempa 6-17,8 detik, sedangkan pada hari Minggu (29/1) tercatat 23 kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 10,7-42,7 milimeter, S-P 0,5-1,48 detik, dan lama gempa 4,6-27,3 detik.
Disinggung mengenai rentetan gempa tektonik yang terjadi pada Minggu (28/1) malam dan Senin (30/1) dini hari, dia mengatakan berdasarkan pantauan, hingga saat ini belum ada dampak gempa terhadap peningkatan aktivitas Plato Dieng khususnya Kawah Timbang dan Kawah Sileri.
Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kawasan Dieng pada hari Minggu (29/1), pukul 21.28 WIB, diguncang gempa teknonik dengan magnitudo 2,3 yang berpusat di darat pada jarak 17 kilometer barat laut Wonosobo dengan kedalaman 10 kilometer.
Sementara pada Senin (30/1), pukul 04.10 WIB, terjadi gempa tektonik dengan magnitudo 2,6 yang berpusat di daratan pada jarak 11 kilometer timur laut Wonosobo dengan kedalaman 6 kilometer.
"Sampai saat ini belum ada (dampak gempa)," tegas Aziz.
Terkait dengan evaluasi terhadap status Kawah Timbang, dia mengatakan hal itu kemungkinan akan dilakukan jika aktivitas kegempaannya sudah normal atau mendekati kondisi normal meskipun konsentrasi gas beracunnya cenderung menurun.
Dalam kondisi Aktif Normal, kata dia, aktivitas kegempaan di Kawah Timbang hanya berkisar satu hingga dua kali gempa teknonik lokal per hari.
Selain Kawah Timbang, lanjut dia, PVMBG juga belum berencana melakukan evaluasi terhadap status Waspada di Kawah Sileri meskipun suhu kawah tersebut dalam beberapa hari terakhir cenderung stabil.
"Suhunya saat ini cenderung di baseline (garis dasar atau kondisi normal, red.) Kawah Sileri yang berkisar 65-70 derajat Celcius," katanya.
Ia menduga hujan yang sering terjadi dalam beberapa waktu terakhir berdampak terhadap peningkatan volume air di Kawah Sileri sehingga memengaruhi terjadinya penurunan suhu.
Aziz memperkirakan hujan tersebut tidak sampai mengakibatkan terjadinya longsoran tanah yang dapat menyumbat saluran uap air yang ada di Kawah Sileri.
"Kalau hujannya dengan intensitas tertentu, lebih dari 20 milimeter mungkin airnya bisa membawa tanah. Kalau sekarang kan hujannya sering tetapi tidak lebat," jelasnya.
Oleh karena Kawah Timbang dan Kawah Sileri masih berstatus Waspada, dia mengimbau masyarakat untuk tetap memerhatikan rekomendasi yang telah dikeluarkan PVMBG.
Dalam hal ini, PVMBG merekomendasikan agar masyarakat dan wisatawan tidak mendekati Kawah Sileri pada jarak 1 kilometer dari bibir kawah.
Masyarakat juga direkomendasikan untuk tidak mendekati kawasan sektor barat daya, selatan, dan tenggara Kawah Timbang dalam jarak 500 meter serta waspada jika melakukan penggalian tanah di sekitar Kawah Timbang agar terhindar dari aliran gas CO2 yang sangat berbahaya bagi kehidupan.
Selain itu, masyarakat dan wisatawan agar tidak memasuki kawah-kawah di Kompleks Dieng yang dapat berpotensi terjadi erupsi freatik berupa semburan lumpur atau lontaran material, juga kawah-kawah dengan konsentrasi gas vulkanik yang tinggi dan berbahaya bagi kehidupan.