MOSKOW - Russia akan terus mengembangkan hubungan bilateral dan kerja sama dengan Vietnam, kata Presiden Vladimir Putin dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Nhan Dan, surat kabar resmi Partai Komunis Vietnam, Rabu (19/6).

Presiden Russia Vladimir Putin telah tiba di Vietnam untuk melakukan pembicaraan dengan para pemimpin negara tersebut setelah menyelesaikan perjanjian pertahanan dengan Korea Utara, kantor berita Russia melaporkan.

Pesawat Putin mendarat di Hanoi pada Kamis (20/6) pagi, lapor kantor berita tersebut. Vietnam adalah perhentian terakhir dalam turnya di Asia.

Menjelang kedatangannya, Putin memuji Vietnam atas pendiriannya yang "seimbang" terkait perang di Ukraina dan ia menyebutkan kemajuan dalam bidang pembayaran, energi dan perdagangan dalam tulisan opini yang diterbitkan di surat kabar Nhan Dan.

"Bersama dengan teman-teman Vietnam, kami akan terus membangun hubungan bilateral, mengembangkan kerja sama demi kepentingan rakyat kami, demi stabilitas dan kemakmuran di kawasan dan dunia pada umumnya," kata Putin dalam dalam artikel tersebut, yang dikutip Sputnik.

Putin memuji negara yang diperintah Komunis di Asia Tenggara itu karena mendukung "cara pragmatis untuk menyelesaikan krisis" di Ukraina.

Vietnam, yang secara resmi menerapkan kebijakan luar negeri netral dalam hubungannya dengan negara-negara besar dunia, tidak mengutuk serangan Russia terhadap Ukraina.

Putin berencana bertemu dengan para pemimpin Vietnam pada hari Kamis, setelah melakukan perjalanan ke Korea Utara di mana pemimpin Kim Jong Un menjanjikan "dukungan penuh dan solidaritas" untuk perang Russia di Ukraina.

Putin dan Kim menandatangani perjanjian yang mencakup janji pertahanan bersama, salah satu langkah paling signifikan Russia di Asia selama bertahun-tahun yang menurut Kim setara dengan "aliansi".

Yulia Shapovalova dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Moskow, mengatakan media lokal menggambarkan kunjungan Putin ke wilayah tersebut sebagai kunjungan yang "digaungkan oleh dunia".

"Mereka mengatakan kunjungan tersebut… telah menarik perhatian Amerika Serikat dan Barat karena berpotensi mempengaruhi lanskap geopolitik regional," kata Shapovalova.

Dalam opini tersebut, Putin, yang melakukan kunjungan pertamanya ke Vietnam sejak tahun 2017 ketika ia menghadiri KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), mengatakan bahwa Russia dan Vietnam juga berbagi "penilaian serupa mengenai situasi di kawasan Asia-Pasifik" .

Posisi Vietnam di Laut Tiongkok Selatan berbeda dengan Tiongkok, yang mengklaim jalur perairan strategis tersebut hampir seluruhnya sebagai miliknya, termasuk ladang gas dan minyak di Zona Ekonomi Eksklusif Vietnam tempat perusahaan-perusahaan Russia mengekstraksi minyak dan gas.

Kepentingan Strategis

Putin mengatakan energi adalah "bidang yang memiliki kepentingan strategis dalam kerja sama bilateral" dan mengutip usaha patungan Russia-Vietnam dalam bidang bahan bakar fosil di Laut Tiongkok Selatan dan di Russia utara.

Gazprom juga mengoperasikan ladang gas di Vietnam, katanya. Perusahaan energi Russia Novatek "berencana meluncurkan proyek gas alam cair (LNG) di Vietnam", kata Putin tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Ia juga mengutip inisiatif "untuk mendirikan Pusat ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir di Vietnam" dengan dukungan Rosatom, perusahaan energi nuklir raksasa milik negara Russia.

Sekitar satu dekade lalu, Vietnam menunda rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir dan tidak jelas apakah Vietnam bermaksud mempertimbangkan kembali pendirian tersebut. Korea Selatan dan Kanada termasuk di antara negara-negara yang telah mengusulkan opsi energi nuklir ke Vietnam, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

Putin juga memuji kemajuan di bidang keuangan dan perdagangan.

Penyelesaian pembayaran antara kedua negara menjadi rumit karena sanksi Barat terhadap bank-bank Russia, dan masalah ini telah lama menjadi prioritas dalam pertemuan bilateral, kata para pejabat.

Vietnam secara historis merupakan importir besar senjata Russia.

Putin mengatakan transaksi dalam rubel dan dong Vietnam menyumbang 60 persen pembayaran perdagangan bilateral pada kuartal pertama tahun ini, naik dari lebih dari 40 persen pada tahun lalu.

"Bank Usaha Patungan Vietnam-Russia memainkan peran penting dalam memastikan transaksi keuangan yang dapat diandalkan," tulis Putin, mengacu pada lembaga pemberi pinjaman yang berbasis di Hanoi yang didirikan pada tahun 2006.

Dia juga mencatat bahwa perdagangan bilateral meningkat.

Namun, perdagangan Vietnam dengan Russia masih terbatas dan Amerika Serikat serta Tiongkok merupakan mitra dagang utama Hanoi.

Baca Juga: