BISHKEK - Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di Kyrgyzstan pada hari Kamis, mengunjungi luar negeri untuk pertama kalinya sejak Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapannya pada Maret lalu.

Putin dicari oleh pengadilan atas tuduhan deportasi anak-anak Ukraina. Keputusan tersebut mengharuskan negara anggota ICC, Kirgistan tak termasuk, untuk melakukan penangkapan jika ia menginjakkan kaki di wilayah mereka.

Kantor berita Rusia TASS, Interfax dan RIA Novosti melaporkan Kamis (12/10) pagi dini hari, Putin telah tiba di Kirgistan.

Dia dijadwalkan bertemu dengan rekannya Presiden Kirgistan Sadyr Japarov dan mengambil bagian dalam pertemuan puncak Persemakmuran Negara-Negara Merdeka dengan sekutunya di Belarusia, Alexander Lukashenko, dan para pemimpin regional lainnya.

Putin jarang meninggalkan Rusia sejak melancarkan serangan ke Ukraina pada Februari 2022.

Tahun ini, ia hanya melakukan perjalanan ke wilayah Ukraina yang diduduki Rusia. Perjalanan luar negeri terakhirnya ke Belarusia dan Kirgistan pada Desember lalu - jauh berbeda dari jadwal internasional yang ia lakukan sebelumnya pada masa pemerintahannya.

Dia juga berencana melakukan kunjungan berikutnya ke Korea Utara, serta Tiongkok.

Moskow menyamakan penangkapan Putin di luar negeri dengan tindakan perang, dan menyebut surat perintah penangkapan tersebut "ilegal".

Namun dalam praktiknya, mereka telah mengambil tindakan pencegahan: pada bulan Agustus, Rusia mengirim Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov ke pertemuan puncak BRICS di negara anggota ICC, Afrika Selatan, bukan Putin.

Meskipun serangan besar-besaran terhadap Ukraina menjadikan Putinsebagai persona-non-grata di dunia Barat, keputusan ICC sebenarnya menutup pintu bagi Putin untuk memasuki sebagian besar dunia.

Statuta Roma, sebuah perjanjian yang mewajibkan anggotanya untuk mematuhi keputusan ICC, telah diratifikasi oleh 123 negara.

Keputusan tersebut menimbulkan masalah hukum bagi anggota ICC, Afrika Selatan, yang menjadi tuan rumah KTT BRICS dan mengundang Putin.

Dalam keputusan di menit-menit terakhir, Moskow mengirimkan menteri luar negerinya, bukan Putin.

"Kenapa aku harus membuat masalah untuk teman-teman kita saat acara berlangsung?" kata Putinbulan ini, mengomentari ketidakhadirannya di Johannesburg.

"Jika saya datang, pertunjukan politik akan dimulai," tambahnya.

Putin dan Maria Lvova-Belova, komisaris hak-hak anak, termasuk dalam daftar pencarian atas kejahatan perang dengan tuduhan mendeportasi ribuan anak-anak Ukraina ke Rusia secara tidak sah.

Moskow menolak tuduhan tersebut.

Baca Juga: