Kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Aleksey Danilov, menekankan bahwa Kyiv tidak akan ragu untuk menyerang daratan Rusia jika dianggap perlu.

Ancaman itu disampaikan Danilov selama siaran langsung pada hari Rabu (27/7). Ia turut menuturkan bahwa departemen keamanan Ukraina dengan cermat mengikuti semua rudal dan serangan udara yang diluncurkan Rusia sehingga pihak berwenang Ukraina sangat mengetahui semua lokasi di Rusia dari mana serangan itu dilakukan.

"Jika diperlukan ... siapa pun (dalam pemerintahan) akan bertindak tanpa ragu-ragu dan menandatangani apa pun yang perlu ditandatangani untuk menghancurkan benda-benda ini," kata Danilov, seperti dikutip Russia Today.

Danilov bahkan menyebut kata-kata Presiden Ukraina Vladimir Zelensky tentang rencana Ukraina melakukan pembalasan terhadap lokasi-lokasi di mana serangan itu diluncurkan merupakan "bukti" tekad Kyiv.

Dikutip dari RT, beberapa pejabat Ukraina sebelumnya turut mengatakan bahwa pasukan Kyiv mungkin mencapai sasaran di Semenanjung Krimea atau Jembatan Krimea, yang mereka anggap sebagai rute pasokan utama bagi pasukan Rusia.

Juru bicara intelijen militer Ukraina, Vadim Skibitskiy, mengklaim bahwa Krimea dapat menjadi sasaran sistem roket peluncuran ganda 142 HIMARS dan M270 MLRS yang dipasok Amerika Serikat (AS).

Moskow sendiri menanggapi dengan mengatakan bahwa Ukraina akan membayar dengan harga yang mahal jika memutuskan untuk menyerang Krimea. Mantan presiden Rusia, Dmitry Medvedev, mengatakan pada pertengahan Juli lalu bahwa Moskow mungkin merespons dengan "serangan besar-besaran" yang menargetkan kepemimpinan Ukraina jika itu terjadi.

AS dan sekutunya sebelumnya tampak enggan memasok Ukraina dengan senjata jarak jauh yang mampu menyerang target dalam wilayah Rusia karena mereka khawatir tentang potensi eskalasi konflik. Washington dilaporkan juga belum menyetujui pengiriman rudal balistik taktis dengan jarak hingga 300 kilometer, yang dapat digunakan oleh peluncur roket ganda HIMARS, ke Ukraina.

Sebaliknya, juru bicara tentara Republik Rakyat Donetsk (DPR), Eduard Basurin, justru menuturkan bahwa pasukan Ukraina mungkin telah menerima rudal HIMARS dengan jarak 300 kilometer tersebut.

Pasukan DPR itu juga mengatakan bahwa pihaknya telah menemukan potongan-potongan amunisi dengan jangkauan 110 kilometer hingga 120 kilometer. Temuan itu menunjukkan bahwa Kyiv bisa saja sudah mendapatkan rudal sepanjang 300 kilometer.

Pada sisi lain, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada hari Rabu (26/7) mengancam upaya Barat memasok senjata jarak jauh, termasuk HIMARS, ke Ukraina justru membuat Moskow mempertimbangkan kembali tujuan operasi militernya. Serangan Rusia kini bahkan melampaui wilayah Donbass dan mencakup beberapa wilayah Ukraina lainnya.

Baca Juga: