Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk Turki, Vasyl Bodnar menuturkan otoritas bea cukai Turki telah menahan kapal kargo Rusia yang diyakini membawa gandum curian dari Ukraina.

Bodnar mengatakan pihaknya telah meminta Turki menahan kapal kargo bernama Zhibek Zholy itu.

"Kami telah bekerja sama penuh. Kapal tersebut saat ini berada di area kedatangan pelabuhan, dan telah ditahan oleh otoritas bea cukai Turki," ujar Bodnar seperti dikutip dari Newsweek, pada Minggu (3/7).

Sebuah sumber Ukraina yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kapal karbo itu diyakini membawa sekitar 4.500 ton gandum yang diambil dari Berdyansk, sebuah kita pelabuhan Ukraina yang diduduki Rusia.

"Berdasarkan permintaan, kapal bernama Zhibek Zholy ditahan di Pelabuhan Karasu. Tuduhan yang diarahkan sedang diselidiki dengan seksama," ujar seorang pejabat Turki yang enggan diungkap identitasnya.

Tindakan Turki dinilai cukup berani mengingat hubungan baiknya dengan Rusia. Walaupun menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang dipimpin Amerika Serikat (AS), Turki telah menolak arahan aliansi militer itu untuk memberlakukan sanksi ke Rusia.

Sebelumnya pada 30 Juni, Radio Free Europe juga melaporkan kapal kargo pengangkut 7.000 ton gandum telah meninggalkan Berdyansk. Namun, pejabat Rusia yang bertugas mengatur wilayah pendudukan itu menjelaskan bahwa kapal berlayar ke negara sahabat.

Insiden penahanan kapal Rusia di Turki itu dilakukan kurang dari sebulan setah Bodnar menuduh Turki membeli gandum yang dicuri Rusia.

Sejak Rusia melaksanakan invasi terhadap Ukraina, Kyiv telah menuduh Moskow mencuri gandum mereka untuk dijual ke luar negeri. Kyiv turut memperingatkan negara-negara asing untuk tidak membeli gandum curian Rusia. Menyusul, pada Mei lalu, AS juga memperingatkan negara-negara Afrika untuk tidak membeli gandum yang diperoleh Rusia secara ilegal.

Ukraina sendiri memang terkenal sebagai produsen sekaligus eksportir gandum dunia. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahkan menyebut Ukraina bersama Rusia telah menyediakan sekitar 30 persen gandum dan jelai dunia.

Namun, invasi Rusia di Ukraina telah membuat distribusi gandum dunia menjadi tersendat, bahkan ditakutkan memicu krisis pangan di negara-negara yang bergantung pada impor gandum seperti Afrika.

Ukraina juga dilaporkan bekerja dengan PBB untuk mengantarkan gandum dari blokade Rusia di Laut Hitam.

Baca Juga: