KYIV - Pusat Perlawanan Ukraina atau National Resistance Center (NRC) pada Senin (28/10), melaporkan bahwa tentara "bayaran" Korea Utara melakukan koordinasi pertempuran di Oblast Kursk
Dilansir Ukrainska Pravda, mengutip sumber lokal, NRC memngatakan lebih dari 3.000 tentara Korea Utara telah memulai latihan di Oblast Kursk Rusia.
"Penduduk Kursk yang khawatir melaporkan bahwa lebih dari 3.000 tentara bayaran Korea Utara telah memulai latihan koordinasi di lokasi."
"Para prajurit terutama dilatih di beberapa tempat latihan pada sesi malam hari. Anggota staf kedutaan Korea Utara dilaporkan hadir sebagai penerjemah dan pengawas para tentara bayaran," ujar NRC.
Masih belum diketahui kapan tentara bayaran ini akan dikerahkan ke zona pertempuran atau berapa lama fase koordinasi akan berlangsung. Namun, NRC mengonfirmasi bahwa lokasi unit tersebut sudah diketahui.
Sebelumnya: Selama siaran berita gabungan nasional 24/7, juru bicara Kelompok Strategis Operasional Siversk, Vadym Mysnyk, melaporkan bahwa tidak ada informasi mengenai kontak tempur atau tawanan, dan tidak ada laporan tentang personel militer Korea Utara yang ditangkap atau diperangi saat ini.
Pada tanggal 8 Oktober, Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara kemungkinan akan mengirim sebagian angkatan bersenjata regulernya ke Ukraina untuk mendukung Rusia.
Pada 13 Oktober , Zelenskyy mengatakan bahwa Korea Utara memasok Rusia tidak hanya dengan senjata tetapi juga dengan personel, dan meminta para mitra untuk meningkatkan dukungan mereka terhadap Ukraina. Pada 17 Oktober , Zelenskyy menekankan bahwa Rusia bermaksud melibatkan sekitar 10.000 tentara dari Korea Utara dalam perang melawan Ukraina.
Pada tanggal 18 Oktober, Kyrylo Budanov , Kepala Intelijen Pertahanan Ukraina, mengonfirmasi bahwa sekitar 11.000 prajurit infanteri Korea Utara saat ini tengah menjalani pelatihan di wilayah timur Rusia. Mereka akan siap untuk ambil bagian dalam operasi tempur melawan Ukraina paling cepat pada tanggal 1 November.
Intelijen Ukraina memperkirakan kedatangan pasukan Korea Utara pertama di garis depan Kursk pada tanggal 23 Oktober.
Pada tanggal 28 Oktober, Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengonfirmasi kehadiran pasukan Korea Utara di Rusia, khususnya di Oblast Kursk.