Sejarah panjang, kapal perang bersenjata lengkap Moskva harus berakhir setelah militer Ukraina menembakkan dua rudal jelajah anti-kapal Neptunus. Kapal legenda Angkatan Laut Rusia itu dilaporkan US Naval Institute berada 60-65 mil di selatan kota Odessa, Ukraina, ketika berhasil dilacak oleh sebuah pesawat tak berawak TB-2 Bayraktar.

Tidak setuju atas klaim Ukraina, Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataan resminya mengatakan Moskva sempat kehilangan stabilitas ketika merapat ke pelabuhan akibat ledakan amunisi yang menyebabkan Moskva terbakar dan mengalami kerusakan pada sisi lambung kapal, hingga akhirnya tenggelam dalam badai laut.

Kyle Mizokami penulis masalah pertahanan dan keamanan, mengaku heran bagaimana kapal perang yang sangat terlindungi, tenggelam hanya karena serangan rudal. Pasalnya, Moskva memiliki persenjataan dan sensor yang dapat menangkis serangan rudal serupa.

Berdasarkan laporan Popular Mechanics, Moskva memiliki sensor dan sistem pemrosesan radar pencarian 3D Voskhod MR-800, radar pencarian 3D, radar navigasi Palm Frond, radar kendali tembakan SA-N-4 dan masih banyak lainnya.

Mizokami menilai kerusakan Moskva mungkin disebabkan karena sistem yang tidak dapat bekerja atau kesalahan manusia. Tenggelamnya Moskva menjadi bukti berbahayanya rudal anti-kapal bagi kapal perang modern, sekaligus pukulan keras bagi harga diri Angkatan Laut Rusia.

Selain sensor, Moskva dipersenjatai dengan 16 rudal anti-kapal P-500 Bazalt atau P-1000 Vulkan. Di mana setiap Bazalt memiliki panjang lebih dari 40 kaki dengan berat 10.500 pon. Setiap Blatza juga membawa hulu ledak nuklir seberat 2.000 pon.

Kapal perang yang ditugaskan untuk memburu kapal-kapal induk musuh Soviet apabila terjadi perang antara NATO dan Pakta Warsawa bermarkas di Uni Soviet inijuga dibekali persenjataan membela diri, seperti 64 rudal permukaan-ke-udara jarak jauh S-300, 40 rudal permukaan-ke-udara Osa-M, 1 unit senjata ganda AK-130mm/L70 dan 6 sistem senjata jarak dekat AK-630M, 2 unit mortir anti kapal selam RBU-6000 dan 10 tabung torpedo 533 milimeter.

Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataan resminya mengatakan Moskva sempat kehilangan stabilitas ketika merapat ke pelabuhan akibat ledakan amunisi yang menyebabkan Moskva terbakar dan mengalami kerusakan pada sisi lambung kapal, hingga akhirnya tenggelam dalam badai laut.

Pada Jumat (22/4), Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan jsatu kru tewas dan 27 lainnya menghilang dalam insiden tersebut, sementara 396 kru lainnya berhasil diselamatkan. Angka ini berbeda dengan yang dilaporkan media-media independen Rusia yang menyebut keluarga korban memperkirakan 40 orang tewas dan 100 terluka.

Baca Juga: