JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan salah satu puncak gunung paling terkenal di Indonesia akan kehilangan salju abadinya. Puncak Jayawijaya, yang terletak di Pegunungan Jayawijaya di Papua, dikenal sebagai gunung tertinggi di Indonesia dan satu-satunya tempat di Indonesia yang bersalju.
Namun, BMKG mengatakan salju abadi, yang bertahan sepanjang tahun, akan segera menjadi masa lalu. "Jika pemanasan dan peningkatan suhu terus berlanjut, dan perubahan iklim tidak dimitigasi maka pada 2025 diprediksi tidak ada lagi es di Puncak Jayawijaya," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawatati, pekan lalu.
Menurut Dwikorita, penyusutan tersebut disebabkan oleh percepatan perubahan iklim. Padahal sudah ada kesepakatan global untuk perubahan tidak lebih dari 1 derajat Celsius 2030.
"Data ini dari 2016, menjadi mendahului 2030. Sudah hampir naik 1,5 (derajat Celsius)," jelas Dwikorita.
Dwikorita mengatakan, saat ini salju hanya tersisa dua kilometer persegi atau 1 persen dari 200 kilometer persegi wilayah Puncak Jayawijaya, jauh dari keadaan sebelumnya. Puncak-puncak lain di Pegunungan Jayawijaya telah kehilangan esnya, termasuk Puncak Trikora yang kehilangan lapisan esnya antara 1936 dan 1962.
Puncak Jayawijaya adalah gunung kapur yang setinggi 4.884 meter di atas permukaan laut dan merupakan puncak gunung tertinggi di Indonesia. Itu juga dikenal sebagai Piramida Carstensz, dinamai Jan Carstenszoon yang melihat gletser di puncaknya pada 1623.
Di Eropa, Carstenszoon diejek ketika dia menyatakan telah mengamati salju di dekat khatulistiwa.
Puncak Jaya merupakan salah satu dari Tujuh Puncak Tertinggi di Dunia (Seven Summits). Puncak tersebut berada di kawasan Pegunungan Jayawijaya. Pegunungan ini memiliki beberapa puncak, namun puncak tertingginya adalah Puncak Jaya.