ALMATY - Puluhan warga dilaporkan tewas dan sekitar 1.000 warga lainnya terluka pada Kamis (6/1) dalam kerusuhan berdarah di Kazakhstan. Kerusuhan itu meluas setelah warga negara di kawasan Asia tengah pada akhir pekan lalu menggelar aksi protes atas kenaikan harga LPG yang dipergunakan untuk bahan bakar kendaraan.

"Puluhan demonstran tewas setelah mereka mencoba menduduki gedung-gedung pemerintahan dan kantor polisi," demikian keterangan Saltanat Azirbek, juru bicara polisi di Almaty, sembari menyatakan ada sekitar 2.000 warga ditahan dalam aksi protes yang ricuh di kotanya.

Aksi protes atas kenaikan harga LPG kemudian berkembang menjadi aksi demo antipemerintah yang menuntut agar Presiden Kassym-Jomart Tokayev lengser.

Atas terjadinya aksi unjuk rasa itu, Presiden Tokayev sejak Selasa (4/1) malam telah memberlakukan status darurat nasional dan pada Rabu (5/1) pagi ia membubarkan kabinet. Namun semua itu tak menghentikan aksi unjuk rasa. Tokayev menyebut para demonstran itu sebagai teroris yang telah melakukan serangan hingga menewaskan sejumlah aparat penegak hukum, saat mereka berupaya menguasai sejumlah bangunan dan persenjataan untuk dipergunakan melawan pasukan keamanan.

Untuk meredakan kerusuhan, Russia telah mengirimkan pasukan ke Kazakhstan pada Kamis setelah Presiden Tokayev meminta pertolongan ke Moskwa. SB/AFP/I-1

Baca Juga: