CIANJUR - Sebanyak 25 desa di lima kecamatan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dijadikan percontohan dalam penanganan kemiskinan ekstrem. Untuk itu, Dinas Sosial Kabupaten Cianjur dan pihak terkait tengah mempersiapkan sejumlah program serta melakukan validasi data.
"Angka warga miskin di Cianjur berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) mencapai 300 ribu jiwa, sedangkan tingkat kemiskinan ekstrem mencapai 90.480 jiwa, sehingga Cianjur masuk dalam daerah lima besar di Jawa Barat," kata Kepala Dinas Sosial Cianjur, Asep Suparman, di Cianjur Jumat (1/10).
Asep menjelaskan, 90 ribu warga miskin tersebut tersebar di 354 desa di 32 kecamatan, sehingga pihaknya mengambil 25 desa sebagai percontohan penanganan kemiskinan kritis yang sebagian besar terletak di wilayah selatan Cianjur.

Desa Tertinggal
Kelima kecamatan itu, Cidaun, Pasirkuda, Cijati, Campaka Mulya, dan Tanggeung, diajukan berdasarkan indeks desa mandiri dan beberapa desa masuk dalam kategori desa tertinggal, dengan harapan setelah dilakukan penanganan dapat terjadi peningkatan perekonomian.
"Berbagai program akan diterapkan, sebagai upaya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan SDM masyarakat serta melakukan berbagai pembinaan dan pelatihan, sehingga dapat meningkatkan status perekonomian warga," katanya.
Hingga saat ini, pihaknya masih mendata berapa banyak warga miskin di Cianjur yang masuk DTKS dan program apa saja yang dapat diterapkan sehingga tepat sasaran untuk mengentaskan kemiskinan agar Cianjur keluar dari peringkat lima terbesar di Jabar sebagai wilayah dengan kemiskinan ekstrem.
Bupati Cianjur, Herman Suherman, menilai IPM yang rendah, membuat Cianjur masuk dalam lima kabupaten yang memiliki jumlah penduduk miskin ekstrem tertinggi di Jabar, sehingga berbagai cara dilakukan untuk menekan angka tersebut.
Pemkab akan berupaya mengentaskan kemiskinan sekaligus meningkatkan IPM dengan berbagai cara seperti meningkatkan kualitas pendidikan hingga pertanian.

Baca Juga: