JAKARTA - PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) sudah setahun menghadirkan aplikasi Pulse by Prudential "Pulse" di Indonesia. Kini, Prudential Indonesia mengumumkan hasil studi The Pulse of Asia - The Health of Asia Barometer.

Mayoritas atau 67 persen responden di Indonesia mengatakan bahwa aplikasi kesehatan mobile bermanfaat bagi mereka untuk mendapatkan informasi seputar kesehatan dan 68,7 persen responden Indonesia mengatakan bahwa mereka akan menggunakan lebih banyak teknologi kesehatan digital pribadi selama tiga tahun ke depan untuk meningkatkan kesehatan mereka.

Jens Reisch, President Director Prudential Indonesia mengatakan Prudential terus berupaya mewujudkan aspirasi dalam membantu masyarakat hidup lebih sehat dan sejahtera agar bisa mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya.

Salah satu cara mewujudkannya adalah melalui transformasi digital untuk melakukan inovasi yang berpusat pada kebutuhan nasabah, dan pandemi telah mengakselerasi transformasi tersebut.

"Aplikasi mobile Pulse by Prudential yang kami luncurkan tahun lalu menjadi bagian dari strategi besar kami untuk mewujudkan aspirasi tersebut dan juga menjawab tantangan kesehatan serta membantu menjembatani kesenjangan perlindungan kesehatan di Indonesia. Studi The Pulse of Asia - The Health of Asia Barometer lebih jauh mengungkap bagaimana teknologi kesehatan digital semakin memegang peranan penting dalam kehidupan kesehatan kita," kata dia dalam siaran persnya baru-baru ini.

Sejak diluncurkan pertama kali pada Februari 2020, aplikasi kesehatan mobile all-in-one Pulse, disebut sebagai We Do Pulse di Google Play Store dan Apple App Store, telah diakses oleh lebih dari 6,4 juta pengguna di Indonesia dan membantu mereka untuk mengelola kesehatan secara proaktif kapan pun dan di mana pun didukung kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan informasi real-time.

Kehadiran Pulse di Indonesia bersamaan dengan merebaknya pandemi Covid-19, yang menurut hasil studi The Pulse of Asia - The Health of Asia Barometer memiliki dampak paling besar terhadap kesehatan mental dan emosional masyarakat Indonesia.

"Studi mengungkap bahwa dibandingkan dengan negara di Asia lainnya, responden di Indonesia paling banyak merasakan stres akibat Covid-19," ujar dia.

Hal ini disinyalir, ditambahkannya, karena tingginya tingkat infeksi dan angka kematian di Indonesia.

Meskipun memiliki tingkat stres yang tinggi, masyarakat Indonesia justru terdorong untuk hidup lebih aktif agar lebih sehat.

Sebab, hanya 11 persen responden dari Indonesia, lebih sedikit dibanding rata-rata di Asia (sebesar 21,6 persen), yang tidak melakukan upaya apa pun untuk meningkatkan kesehatan mereka.

Sedangkan, mayoritas (42,9 persen) responden Indonesia melakukan setidaknya dua upaya untuk meningkatkan kesehatan mereka; lebih tinggi dari rata-rata dari mayoritas Asia (30,9 persen) yang menjawab hal yang sama.

Baca Juga: