Tim kesehatan terus mengidentifikasi jemaah haji yang bisa dipulangkan lebih cepat ke Tanah Air (tanazul). Jemaah haji Indonesia sebagian besar memiliki penyakit jantung dan mengalami serangan jantung di Arab Saudi.

"Rata-rata yang akan kita usulkan tanazul mereka yang punya penyakit jantung dan alami serangan jantung di Arab Saudi, dan saat ini kita rawat di KKHI Mekkah," kata Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Mekkah Muhammad Imran di Mekkah, dikutip dari Antara, Rabu (13/7).

Imran mengatakan, selain didominasi penyakit jantung, ada juga jemaah dengan komorbid penyakit diabetes dan paru-paru.

"Mereka ini dikhawatirkan apabila tinggal lebih lama dan melakukan aktivitas fisik yang berat di Arab Saudi, akan mendapat serangan jantung kembali. Maka kami usulkan tanazul lebih awal," ucapnya.

Lebih lanjut, Imran mengatakan proses identifikasi terus berlangsung dan datanya sangat dinamis serta terus diperbarui penilaian ulang agar kondisi jemaah benar-benar laik untuk perjalanan dengan pesawat selama 9-11 jam.

"Nanti akan kami usulkan ke Daker Mekkah untuk mendapatkan kursi, mudah-mudahan di penerbangan hari pertama atau kedua ada jemaah kita yang bisa mengikuti proses tanazul tersebut," ujar Imran.

Sebagai informasi, jemaah haji gelombang pertama mulai bertolak ke Tanah Air pada 15 dan 16 Juli 2022 melalui Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi.

Untuk memastikan jemaah terjaga kondisinya selama penerbangan, jemaah dengan kondisi tertentu seperti penyakit jantung menggunakan pacemaker (alat pacu jantung), misalnya dilakukan pemasangan pacemaker permanen di Arab Saudi perlu pengawasan lebih baik, terutama pada saat akan terbang. Ini dikarenakan pacamaker membutuhkan penanganan khusus di pesawat.

Begitu juga dengan jemaah yang menjalani operasi jantung pemasangan cincin di Arab Saudi juga perlu pengawasan yang lebih ketat.

"Alhamdulillah, sejauh ini jemaah yang sudah kita usulkan tanazul awal kondisinya stabil dan tidak membutuhkan alat khusus kecuali melanjutkan terapi obat-obatan yang bisa dikonsumsi pada saat penerbangan," tutur Imran.

Sebelumnya, sebanyak 51 haji Indonesia diusulkan mengikuti tanazul atau mutasi antarkelompok terbang (kloter) untuk kepulangan jemaah haji karena alasan tertentu, kondisi medis mereka.

Baca Juga: