JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara pelat merah, PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) menargetkan produksi batu bara High Calorie Value (CV) atau kalori tinggi meningkat di tahun depan, yakni mencapai 3,5-4 juta ton.
Direktur Niaga Bukit Asam, Adib Ubaidillah, mengatakan, Perseroan akan meningkatkan produksi dan penjualan batu bara High CV sekitar 3,5-4 juta ton di tahun depan. Volume tersebut meningkat dari perkiraan produksi tahun ini di kisaran 1-1,5 juta ton. "Di tahun depan kami bisa meningkatkan produksi High CV karena memang areanya sudah terbuka dengan baik.
Tinggal proses penambangannya saja ditingkatkan," ungkapnya di Jakarta, Rabu (14/11). Pada tahun ini, Perseroan mulai memasarkan produk premium ke pasar ekspor pada Agustus 2018. Kisaran kualitas kalori batu bara tersebut 6.100- 6.700 Kcal per kg.
Menurut Adib, keuntungan menjual produk High CV karena harganya yang mengikuti Newcastle Index, sehingga Perseroan mendapatkan margin keuntungan lebih besar dibandingkan memasarkan batu bara thermal. Selain itu, biaya angkut ke negara-negara konsumen di Asia lebih bersaing dibandingkan produk premium serupa yang dijual dari Australia.
Perseroan juga sedang mematangkan perjanjian dengan pembeli dari Jepang untuk tahun depan sebesar 1 juta ton. Adapun pasar batu bara High CV Perseroan saat ini yakni Jepang, Taiwan, Malaysia, dan Taiwan. Perseroan juga membuka peluang bagi produsen batu bara lain yang belum memenuhi ketentuan domestic market obligation (DMO) untuk membeli pasokan batu bara milik perusahaan (transfer kuota).
Menurut Adib, Perseroan masih memiliki pasokan batu bara sekitar 5 juta ton untuk dalam negeri. Pasokan itu dibuka untuk dijual kepada Perseroan dan produsen batu bara yang belum penuhi ketentuan DMO.
"Kami sudah ada 5 juta ton dan potensinya untuk dijual sekitar 3 juta ton. Itu yang masih bicara tapi saya belum bisa kasih tahu perusahaannya. Tapi kira-k i ra merek a yang belum cukup DMO," jelas Adib. Hingga kuartal III-2018, Perseroan telah memenuhi aturan DMO sebesar 25 persen. Perseroan pun telah memberikan pasokan DMO untuk PLN sekitar 6 juta ton.
Sementara total produksi batu bara Perseroan di periode sama sebesar 19,68 juta ton. "Jadi kami sudah jauh di atas dari 25 persen kewajiban DMO," ucapnya. Ditambahkan Adib, setiap tahun biasanya Perseroan memasok batu bara ke PLN sekitar 7-8 juta ton. Lalu untuk anak usaha PLN, PT Indonesia Power (IP) sekitar 3 juta ton, sisanya tersebar untuk pelaku industri lainnya.
yni/AR-2