JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung penuh proyek revamping PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur. Pasalnya, proyek pembenahan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas produksi sekaligus menjadikannya sebagai substitusi impor.

"Kami menyambut baik kemajuan proyek revamping ini, mengingat produk-produk petrokimia khususnya produk aromatik ini sangat dibutuhkan di dalam negeri oleh berbagai perusahaan di Indonesia," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat (25/9).

Menperin menyampaikan peran TPPI bakal mampu mengurangi secara signfikan terhadap impor bahan baku kimia dan difisit transaksi berjalan Indonesia. Hal itu diyakini dapat membangkitkan perekonomian nasional.

Kemenperin bertekad untuk memperkuat struktur industri kimia di Indonesia agar lebih berdaya saing di kancah global. Hal ini sesuai dengan program prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0 yang memasukkan industri kimia sebagai satu dari lima sektor yang diprioritaskan pengembangannya.

"Industri petrokimia merupakan sektor hulu yang sangat strategis karena menunjang berbagai kebutuhan produksi di sejumlah manufaktur di sektor hilir," ungkapnya.

Produk yang dihasilkan oleh industri petrokimia, antara lain digunakan sebagai bahan baku di industri plastik, tekstil, cat, kosmetik dan farmasi.

Saat ini, di TPPI terdapat proyek revamping platform dan aromatik yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas platforming unit dari 50.000 barrel per hari menjadi 55.000 barrel per hari dan kapasitas produksi paraxylene 600 ribu ton per tahun menjadi 780 ribu ton per tahun dengan biaya pembangunan sebesar 180 juta dollar AS.

ers/E-10

Baca Juga: