JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya menyelesaikan sistem pengelolaan air limbah domestik-terpusat (SPALD-T) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

"Dengan dikembangkannya sistem pengelolaan air limbah (SPAL) skala perkotaan, pencemaran badan air akibat air limbah domestik dapat diminimalisir, serta memberikan nilai tambah berupa air bersih untuk penyiraman taman-taman dan ruang publik kota," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Jakarta, Minggu (11/2).

Menurut Basuki, tujuan utamanya adalah untuk kualitas lingkungan yang lebih baik, karena permukiman semakin padat maka limbahnya juga bertambah, sehingga harus diolah terlebih dahulu sebelum masuk ke badan air.

Pembangunan SPALD-T Kota Makassar merupakan bagian dari Program Metropolitan Sanitation Management Investment Project (MSMIP) untuk meningkatkan pelayanan air limbah terpadu pada kawasan perkotaan dengan kapasitas 16.000 m3/hari.

Pembangunan SPAL domestik di Kota Makassar dinilai efektif karena menggunakan sistem moving bed biofilm reactor (MBBR) dengan mereduksi biological oxygen demand, denitrifikasi dan mengurangi nitrogen.

Dengan demikian, efluen yang dihasilkan dapat memenuhi baku mutu sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor. P. 68/MenLHK/Sekjen/Kum.1/8/2016 tentang baku mutu air limbah domestik, antara lain kadar BOD di bawah 30 mg/liter.

Pengembangan SPALD-T Kota Makassar mulai dikerjakan pada November 2020 meliputi pembangunan IPAL berkapasitas 16.000 m3/hari, pembangunan 1 unit rumah pompa, jaringan air perpipaan sepanjang 9,6 km, serta pemasangan sambungan rumah dan sambungan area komersil.

Baca Juga: