CIRATA - Abu Dhabi resmi memulai pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung 145 MW di Cirata, Jawa Barat, pada Kamis (17/12). Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung 145 MW ini merupakan satu di antara 11 kesepakatan bisnis yang dipertukarkan di hadapan Presiden Joko Widodo dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan di Abu Dhabi pada Januari 2020 silam.
Duta Besar RI untuk UEA, Husin Bagis, menyatakan bahwa KBRI Abu Dhabi akan terus mengawal hasil-hasil positif yang telah dicapai berkat kerja keras kedua perusahaan, kedekatan hubungan kedua pimpinan, serta dukungan seluruh instansi dan lembaga pemerintah yang ada.
"Peresmian proyek PLTS Terapung 145 MW senilai 129 juta dollar AS ini merupakan langkah awal. Kami berharap Masdar, selaku investor UEA dan mitra PJB dalam proyek ini, dapat terus melakukan ekspansi dan membangun pembangkit listrik lainnya di Indonesia," ujar Dubes Husin seperti dikutip dari laman kemlu.go.id, Jumat (18/12).
Peresmian proyek PLTS Terapung, yang juga ditandai dengan penandatanganan shareholder sgreement dan prosesi peluncuran floater tersebut, akan menjadi salah satu kick off proses persiapan pembangunan pembangkit listrik di waduk Cirata.
Untuk tahap awal, PT Pembangkit Jawa Bali Solar Masdar Energi akan menempatkan water station untuk mengumpulkan data sebagai persiapan dari proses pembangunan pembangkit.
"Hasil dari listrik akan masuk ke jaringan transmisi PLN yang akan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Ini merupakan pembangkit listrik tenaga surya terbesar kedua di dunia dan terbesar di Asia Tenggara. Keberadaan proyek investasi ini menunjukkan bahwa Indonesia terbuka bagi investor asing dan berkomitmen untuk mengembangkan energi terbarukan yang ada," jelas Dubes Husin.
Menurut data BKPM, UEA menyumbang nilai investasi sebesar 259 juta dollar AS dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Nilai investasi ini terdiri dari 338 proyek investasi, dan menyerap kurang lebih 9.900 tenaga kerja.
Tren tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Apabila di tahun 2015 level investasi dari UEA hanya 19 juta dollar AS per tahun, maka pada 2020 angkanya mencapai 69 juta dollar AS per tahun, atau naik hingga 350 persen.
Masdar sendiri adalah perusahaan yang berdiri sejak 2006 dan berbasis di UEA. Perusahaan ini fokus mengembangkan proyek energi terbarukan baik skala utilitas maupun off-grid, dan aktif di lebih dari 30 negara di seluruh dunia.
Kapasitas pembangkit listrik dari proyek-proyek energi terbarukan yang bermitra dengan Masdar adalah sekitar 10 gigawatt (GW), mewakili investasi gabungan sekitar 19,9 miliar dollar AS.
Adapun teknologi bersih yang digunakan yaitu tenaga angin darat dan lepas pantai, fotovoltaik surya (PV), tenaga surya terkonsentrasi, penangkapan karbon, pemanfaatan dan penyimpanan (CCUS), limbah menjadi energi, desalinasi air, dan penyimpanan energi listrik dan panas. I-1