JAKARTA - Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus membangun bendungan dan daerah irigasi untuk mendukung terciptanya ketahanan air dan pangan yang ada di berbagai wilayah. Salah satunya, pembangunan Bendungan Way Apu di Kabupaten Buru, Provinsi Maluku.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan pengelolaan sumber daya air dan irigasi terus dilanjutkan untuk mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan.

"Pembangunan bendungan akan diikuti dengan ketersediaan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dapat segera dimanfaatkan karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani," kata Basuki di Jakarta, Selasa (2/7).

Plt. Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PUPR Faliansyah mengatakan pembangunan bendungan dengan kapasitas daya tampung 50,05 juta meter kubik itu dimulai sejak Desember 2017.

"Hingga saat ini, progress konstruksi fisiknya telah mencapai 71,34 persen. Ditargetkan, pembangunan Bendungan Way Apu akan selesai pada 2024 sehingga dapat segera memberikan manfaat bagi masyarakat," kata Faliansyah.

Adapun lingkup pekerjaan yang sedang berlangsung meliputi pekerjaan penimbunan maincofferdam dan main dam, pencetakan beton precast, pembetonan spillway, galian tanah lereng kanan spillway, proteksi lereng spillway, dan struktur pondasi wing wall sisi kanan.

Kemudian, pekerjaan beton struktur pelimpah samping wing wall, beton struktur pondasi pelimpah berpintu, fabrikasi pembesian struktur spillway, pemasangan pintu hidromekanikal, pekerjaan fasilitas umum, dan pekerjaan viewpoint.

Optimalisasi Fasilitas

Bendungan yang membendung Sungai Way Apu ini dibangun di atas lahan seluas kurang lebih 422,08 hektar (ha). Bendungannya memiliki tipe zonal urugan inti tegak dengan tinggi mencapai 72 meter, lebar puncak 12 meter, panjang puncak 490 meter, dan luas daerah genangan mencapai 235,10 ha.

"Bendungan Way Apu diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Maluku terutama dalam hal ketersediaan air irigasi seluas 10.000 ha, tersedianya air baku dengan debit 0,5 meter kubik per detik, kemampuan mereduksi banjir sebesar 557 meter per detik, sebagai pembangkit listrik berkapasitas 8 MW yang mampu menerangi sekitar 8.750 rumah berkapasitas 900 watt, serta sebagai tempat pariwisata yang akan menumbuhkan perekonomian daerah," jelas Faliansyah.

Baca Juga: