JAKARTA - Pembangunan rendah karbon merupakan salah satu strategi transisi menuju ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan rendah karbon juga menjadi tulang punggung menuju ekonomi hijau untuk mencapai visi Indonesia maju 2045 dan mencapai target Emisi Nol Bersih (Net Zero Emission) pada 2060.

Implementasi kebijakan Emisi Nol Bersih dapat diwujudkan dengan melakukan transisi menuju ekonomi hijau. Caranya dengan memaksimalkan penggunaan energi ramah lingkungan dalam menghadapi era transisi hijau menuju energi hijau.

Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal, Kementerian Investasi, Indra Darmawan menyampaikan, transisi hijau adalah proses holistik yang membutuhkan keterlibatan dari semua pihak mulai dari level individu, bisnis, serta pemerintah.

"Dengan adanya sinergi antar target-target dan rencana jangka panjang Indonesia, kita dapat berkontribusi untuk masa depan yang berkelanjutan untuk semua," paparnya melalui konferensi pers daring pada acara Global Future Fellows (GFF), Selasa (27/9).

GFF yang diselenggarakan Pijar Foundation di Nusa Dua Bali merupakan program fellowship yang bertujuan mendorong sinergi antara sektor publik, privat, dan komunitas dalam proses transisi energi. Hasil utama yang diharapkan adalah Rencana Aksi Bersama atau "Action Roadmap" bersifat praktis untuk memimpin beragam pemain kunci ke arah yang sama dalam transisi energi.

Pada kesempatan tersebut Wakil Menteri BUMN Republik Indonesia Pahala Mansury menekankan pentingnya menjaga transisi energi Indonesia. Hal ini penting untuk mengejar target menjadi salah satu negara dengan ekonomi lima besar pada 2045 kuncinya terletak pada transisi hijau.

"Khususnya dekarbonisasi sektor ekonomi dan transisi energi, untuk mempercepat pencapaian target negara kita. Kita harus membangun generasi penerus untuk membangun Indonesia, seperti Anda semua, para Fellows yang ada di ruangan ini," ujarnya.

Penerima "Fellowship"

Sementara itu Direktur GFF Cazadira F. Tamzil mengungkapkan para penerima fellowship hingga dari 27-30 September 2022 akan terlibat dalam diskusi dan secara bersama-sama akan membuat Rencana Aksi Bersama (Action Roadmap). Nantinya, dokumen yang dihasilkan para Fellows akan dipresentasikan di hadapan pengambil kebijakan kunci di Jakarta saat penutupan GFF 2022 Oktober mendatang.

"Kami berharap dokumen ini dapat menjadi panduan praktis yang dapat mempromosikan arah bersama untuk transisi energi di Indonesia," ujar Cazadira.

Baginya energi dapat menciptakan peluang transformasi. Transisi energi bersih di Indonesia adalah kunci untuk mendiversifikasi ekonomi dan menciptakan pertumbuhan negara yang merata di segala bidang.

"Pijar Foundation berharap bahwa jaringan yang dibangun selama program lima hari di Bali serta sesi-sesi di Jakarta di antara 36 Fellows juga akan berfungsi sebagai landasan untuk kolaborasi berskala, berkelanjutan, dan berdampak untuk menjaga transisi energi Indonesia," ujar dia.

Baca Juga: