Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meminta PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta segera membangun MRT Fase II dari Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, sampai Kampung Bandan, Jakarta Utara. PT MRT sedang mengebut penyelesaian pembangunan MRT Fase I, Lebak Bulus sampai Bundaran Hotel Indonesia.

Rencananya, lahan Kampung Bandan adijadikan depo kedua untuk jalur MRT Utara-Selatan, setelah Depo Lebak Bulus. Sedangkan di Bundaran Hotel Indonesia, ada depo tambahan yang relatif kecil di dalam terowongan. Namun, lokasi di Kampung Bandan ini belum ada kejelasan karena, masih dikuasai PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Untuk mengetahui lebih jauh terkait pembangunan Depo MRT, reporter Koran Jakarta, Peri Irawan mewawancarai Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Silvia Halim, di Jakarta, beberapa waktu lalu. Berikut petikannya:

Bisa Anda jelaskan, fungsi depo itu seperti apa?

Depo itu tempat kita menyimpan kereta MRT dan tempat melakukan inspeksi baik harian, mingguan, termasuk major overhaul, pemeliharaan rolling stock juga di depo. Di sana akan ada workshop room sebagai ruang overhaul, inspektion set untuk harian dan minguan dan juga jalur kereta. Yang terpenting, di Lebak Bulus kan dibangun admin building dan operating control center (OCC/ pusat kendali kereta MRT). Kami ini kan mengoperasikan MRT dengan sistem otomatis dan pusatnya di Lebak Bulus.

Berapa banyak kereta yang bisa ditampung di depo itu?

Semua rolling stock kita akan disimpan di Lebak Bulus. Kereta kita ada 96 gerbong, satu set (rangkaian) ada 6 gerbong. Jadi total ada 16 rangkaian. Semua disimpan di Depo Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Depo Lebak Bulus hanya cukup untuk kapasitas penampungan MRT Fase I . Makanya, saat pembangunan Fase II, kita butuh depo lain, yakni Kampung Bandan .

Apakah residensial atau komersial itu menyatu dengan depo?

Ada yang bagian di atas depo, ada di luar depo. Jadi, pengembangannya menyeluruh satu kawasan, bukan hanya satu titik saja.

Berapa luas Depo MRT Lebak Bulus itu?

Luas Depo Lebak Bulus sekitar 10 hektare.

Saat ini, bagaimana progres pembangunan depo?

Sampai saat ini, pengerjaan depo secara keseluruhan sekitar 60,48 persen. Itu untuk pengerjaan track, workshop, inspection set, admin building, itu secara keseluruhan.

Seperti apa operasional kereta MRT itu masuk ke depo?

Kita kan banyak bangun track. Nanti dari jalur utama, kereta itu mentok sampai ujung, lalu dia mundur turun ke depo. Dia kan maju mundur, ujung-ujungnya ada mesin penarik. Dia nggak muter balik, tapi maju mundur.

Sejauh mana pemasangan jalur atau track MRT?

Pemasangan track kita sudah lakukan di depo juga di tempat-tempat lain. Tapi di elevated dan underground itu masih persiapan dan delivery material. Karena material ini sudah sampai di Indonesia semua. Sekarang, kita distribusikan itu ke depo, elevated dan underground.

Berapa tingkat penggunaaan material dalam negeri?

Secara keseluruhan, penggunaan material dari dalam negeri itu mencapai 70 persen, komponen dari dalam negeri. Karena dari patokan lainnya, sebesar 30 persen kita datangkan dari Jepang. Jadi, mayoritas kita masih gunakan komponen dalam negeri.

Kalau secara konstruksi, apa yang paling sudah dikerjakan?

Tidak ada yang sulit sih. Tapi yang lebih menantang itu pada pengerjaan underground. Di sana kan banyak utilitas bawah tanah, setiap kali kita gali ada utilitas baru yang tidak pernah tercantum dalam gambar. Ini sangat mengganggu progres kita. Rencananya kan kita mau mulai, tiba-tiba pas digali ada utilitas. Kita urus dulu utilitas itu, digeser dulu, baru kita mulai kerja. P-5

Baca Juga: