JAKARTA - Program Padat Karya Tunai (PKT) atau cash for work yang dilansir Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) diklaim berhasil.Program padat karya ini disebut mampu menyerap 300 lebih tenaga kerja. Karena itu, Kementerian PUPR akan kembali mempercepat penyalurannya.

Menurut Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, program padat karya yang dilansir kementeriannya bisa dikatakan berhasil jadi stimulan perekonomian. Program ini berdampak langsung ke masyarakat. Anggaran untuk program tersebut di tahun 2020 ini mencapai 11,3 triliun rupiah dengan target penerima manfaat 614.480 orang.

"Kementerian PUPR juga mengubah skema pada program atau kegiatan infrastruktur yang semula bersifat reguler menjadi dilaksanakan dengan pola padat karya dengan alokasi anggaran 654,4 miliar rupiah dan target penerima manfaat sebanyak 80.888 orang," kata Basuki dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu (26/7).

Basuki mengungkapkan, hingga 23 Juli 2020, program PKT rutin Kementerian PUPR telah menyerap tenaga kerja 387.549 orang. Anggaran yang disalurkan sebesar 4,8 triliun rupiah atau 42,7 persen dari total anggaran yang dialokasikan.

"Program PKT Kementerian PUPR dilaksanakan melalui pembangunan infrastruktur yang melibatkan masyarakat atau warga setempat sebagai pelaku pembangunan, khususnya infrastruktur berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan teknologi," ungkapnya.

Basuki menjelaskan, tujuan utama dari program padat karya yang dilansir kementeriannya adalah untuk mempertahankan daya beli masyarakat. Terutama di perdesaan. Tujuan lainnya untuk mendistribusikan dana pembangunan ke desa-desa.

"Pola pelaksanaan PKT juga harus memperhatikan protokol physical and social distancing untuk pencegahan penyebaran Covid-19. Anggaran program padat karya utamanya digunakan untuk Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI), Pemeliharaan Rutin Jalan dan Jembatan dan Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW).

"Anggaran program ini juga untuk penataan Kota Tanpa Kumuh (Kotaku), Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R), Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas), Pembangunan Baru dan Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya," tutur Basuki.

Setidaknya, kata Basuki, ada 18 kegiatan atau program infrastruktur yang pelaksanaannnya diubah dengan metode padat karya. Program padat karya ini durasi kerjanya 30 sampai 100 hari.ags/N-3

Baca Juga: