JAKARTA - Program kependudukan Indonesia meraih penghargaan dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) atau United National Population Awars (UNPA). Indonesia dinilai telah berkontribusi luar biasa memberi solusi terhadap isu kependudukan.

"Penghargaan Kependudukan dari PBB (UNPA) merupakan buah dari usaha keras dan dukungan kerja sama antarlembaga pemerintah," ujar Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, di Jakarta, Senin (13/6).

Sebagai informasi, ini adalah kali kedua bagi Indonesia meraih penghargaan dari Badan Kependudukan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Penghargaan serupa sebelumnya diterima Indonesia 33 tahun lalu, tepatnya pada Desember 1989 dan diberikan kepada Presiden Soeharto.

Hasto mengatakan, BKKBN berhasil menerapkan program Keluarga Berencana. Angka kelahiran berhasil diturunkan secara tajam, dari 5,6 menjadi 2,2 kelahiran per perempuan selama 1970 hingga tahun 2000.

"Penurunan angka kelahiran ini memperlambat laju pertumbuhan penduduk dan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan publik seperti pendidikan, kesehatan, serta infrastruktur sehingga meningkatkan standard hidup masyarakat," jelasnya.

Hasto menyebut, dampak nyata dari program tersebut adalah bonus demografi yang diraih Indonesia saat ini. Bonus demografi berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan. "Jumlah penduduk yang produktif lebih banyak ketimbang penduduk yang tidak produktif," tandasnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan (Lalitbang) BKKBN, M. Rizal Damanik, menyebut, terpllihnya BKKBN sebagai pemenang UNP Award 2022 tidak lepas dari kerja keras dan kerja cerdas seluruh komponen BKKBN.

Keberhasilan BKKBN mendapatkan UNPA 2022 tidak hanya bukti keberhasilan BKKBN semata. Lebih dari itu, menjadi bukti bahwa pelaksanaan program KB dan Kependudukan di Indonesia masih mendapatkan dukungan dari dunia Internasional.

Baca Juga: