Peningkatan produksi vaksin dalam negeri melalui Bio Farma itu sangat penting setelah Indonesia gagal mendapatkan 10 juta dosis vaksin AstraZeneca.

JAKARTA - Pemerintah berencana meningkatkan produksi vaksin Covid-19 melalui PT Bio Farma pada Mei 2021, sehingga jumlah penyuntikan bisa ditingkatkan.

"Bulan Mei, rencana kita produksi PT Bio Farma bisa meningkat kembali, sehingga lajunya bisa kita tingkatkan," ujar Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dalam Forum Indonesia Bangkit, Selasa (6/4).

Peningkatan produksi vaksin dalam negeri melalui Bio Farma itu sangat penting setelah Indonesia gagal mendapatkan 10 juta dosis vaksin AstraZeneca dari kerja sama dengan The Global Alliance for Vaccines and Immunisation (GAVI).

Penyebabnya, India sebagai produsen vaksin memberlakukan embargo karena terjadi lonjakan kasus Covid-19.

"Tadinya kita akan dapat 11,7 juta, jadinya kita dapat 1,3 atau 1,4 juta, kemudian sisanya berhenti," kata Budi.

Budi menuturkan, akibat embargo tersebut, vaksinasi Covid-19 pada April ini akan sangat sulit.

Sebelumnya, mantan Wakil Menteri BUMN ini mengatakan vaksinasi Covid-19 pada bulan April akan diprioritaskan untuk masyarakat lanjut usia (lansia) atau di atas 59 tahun.

Langkah ini ditempuh dalam mengatasi keterbatasan jumlah vaksin akibat embargo dari sejumlah negara produsen vaksin. "Dengan adanya keterbatasan vaksin di bulan April ini kita arahkan agar disuntikkan terutama untuk para lansia dulu," kata Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (5/4).

Jika stok vaksin untuk lansia cukup dan masih ada sisa, maka vaksinasi diperuntukkan bagi kalangan guru. Vaksinasi guru dilakukan untuk menyiapkan pembelajaran tatap muka pada bulan Juli. Ia menargetkan vaksinasi guru rampung pada Juni.

Kebangkitan Wisata

Di tempat terpisah, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahudin Uno, optimistis destinasi wisata akan tetap dipenuhi masyarakat meskipun mudik Lebaran dilarang oleh pemerintah.

"Lebaran tahun ini mudik ditiadakan, namun destinasi wisata akan penuh. Untuk itu, protokol kesehatan harus disiapkan dengan baik," kata Menparekraf, Sandiaga Uno, saat membuka Dialog Nasional Seni Budaya dan Ekonomi Kreatif Banten dalam Perspektif Keadilan Sosial.

Sandiaga meminta destinasi wisata di daerah-daerah untuk bersiap menyambut kunjungan wisatawan saat libur Lebaran dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Momen libur Lebaran akan menjadi momentum kebangkitan pariwisata yang geliatnya meredup di tengah pandemi Covid-19.

"Dalam setahun terakhir ini pariwisata terpuruk, ekonomi juga turun. Banyak dampak yang dirasakan masyarakat," kata Sandiaga.

"Oleh karena itu, dengan prokes yang ketat, meningkatkan tes Covid-19 serta vaksinasi yang sedang berjalan, kita berharap agar pariwisata dan ekonomi kreatif bangkit kembali," kata dia.

Menurut Sandiaga, pariwisata dan ekonomi kreatif adalah jawaban dari lesunya perekonomian akibat Covid-19.

Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, mengatakan cakupan penerimaan vaksinasi Covid-19 bagi lansia masih rendah daripada kelompok petugas publik.

Nadia mengatakan, hingga saat ini, jumlah lansia yang sudah divaksinasi dosis pertama sebanyak 1,73 juta atau 8,2 persen.

"Total lansia dapat vaksin dosis pertama adalah 1,73 juta. Ini tentunya baru kurang lebih 8,2 persen dari rencana kita untuk memvaksin 21,5 juta usia di atas 60 tahun," kata Nadia.

Nadia mengatakan hal ini disebabkan masih banyak provinsi yang cakupan vaksinasi Covid-19 terhadap lansia di bawah 10 persen. Bahkan, kata Nadia, 36 kabupaten/kota belum memulai vaksinasi kepada lansia. n ruf/jon/Ant/P-4

Baca Juga: