Industri galangan kapal di Indonesia mampu meningkatkan kemampuan produksinya, mengingat upaya penguatan sarana transportasi laut guna mewujudkan konektivitas antarwilayah.

Jakarta akarta akartaakarta - Pemerintah terus memperkuat industri galangan kapal nasional untuk memperkokoh posisi RI sebagai poros maritim dunia. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan kapasitas industri galangan kapal meningkat 2-3 kali lipat dari saat ini. Peningkatan kapasitasi demi mengurangi kebergantungan terhadap impor kapal, baik bekas maupun kapal baru.

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, menyampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mencanangkan tentang poros maritim. "Backbone-nya itu harusnya ada peran dari Iperindo. Apalagi bisa menghemat devisa untuk repair (perbaikan) dan maintenance (perawatan), daripada dibawa ke luar negeri. Maka itu, kami ingin kapasitas industri galangan kapal nasional bisa naik hingga 2-3 kali lipat," ungkapnya dalam acara Pengukuhan Pengurus Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Periode 2018-2022, di Jakarta, Selasa (3/7).

Airlangga optimistis industri galangan kapal di Indonesia mampu meningkatkan kemampuan produksinya, mengingat upaya penguatan sarana transportasi laut guna mewujudkan konektivitas antarwilayah. Selain itu, pasar internasional masih prospektif dengan didominasi oleh Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang.

Pada 2017, tercatat jumlah order pembangunan kapal di Indonesia sebesar 218.300 gross tonnage (GT). Pembangunan kapal di Indonesia mayoritas untuk mencukupi kebutuhan pasar dalam negeri sebesar 83 persen, yang diperkirakan sebanyak 120 unit atau 135.440 GT, sedangkan sisanya untuk ekspor sekitar 24 unit atau 82.860 GT.

Di era revolusi industri 4.0, industri galangan kapal dinilai strategis berperan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk itu, dengan karakteristiknya yang padat karya, padat modal, dan padat teknologi, industri galangan kapal memerlukan penanganan dan perhatian yang serius dari pemerintah agar semakin kompetitif di kancah domestik dan internasional.

"Kami telah mendorong industri komponen di dalam negeri agar menjadi supply chain untuk memproduksi kapal. Seiring langkah tersebut, pengurus baru Iperindo perlu membentuk konsorsium nasional," kata Airlangga.

Selanjutnya, Kemenperin menginisiasi usulan insentif penurunan tarif bea masuk komponen kapal melalui skema khusus serta usulan tax holiday. Dari sisi finansial, pemerintah akan mendorong sektor industri galangan kapal dapat dukungan pembiayaan dari perbankan untuk ekspansi bisnis.

"Maka itu, perlunya pusat research, development, and design (RDnD) untuk perkapalan. Pemerintah akan memfasilitasi pemberian superdeductible tax bagi industri yang berinovasi. Kalau bisa kita kembangkan desain bersama untuk kapal ikan, patroli, tanker, dan tugboat," kata Airlangga.

Pemerintah juga berusaha memperkuat kemampuan desain kapal melalui optimalisasi standar desain kapal series agar mampu menumbuhkan industri komponen kapal di dalam negeri. Saat ini, Kemenperin telah membuat website yang memberikan informasi terkait desain kapal yang telah dibangun industri dalam negeri serta telah teruji performanya.

Proyeksikan Kebutuhan

Ketua Umum Iperindo, Eddy Kurniawan Logam, bertekad mengurangi impor kapal bekas maupun baru di dalam negeri dengan meningkatkan kapasitas produksi anggotanya sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik.

Iperindo meminta kementerian dan badan usaha milik negara (BUMN) mendukung penguatan industri galangan kapal nasional dengan tidak lagi mengimpor kapal seperti yang dilakukan tahun lalu. "BUMN dan kementerian harus memproyeksikan kebutuhannya 5-10 tahun ke depan sehingga bisa disesuaikan oleh industri galangan kapal nasional. Dengan itu, tidak lagi alasan impor karena urusan mendesak seperti yang dilakukan tahun lalu," pungkas Edy.

ers/E-10

Baca Juga: