JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong optimalisasi lahan kelapa sawit demi mendukung peningkatan produksi jagung nasional. Di bawah Direktorat Jenderal Perkebunan, inisiasi program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan (Kesatria) dengan memanfaatkan lahan tanaman belum menghasilkan (TBM) dan area peremajaan kelapa sawit (replanting) pun akan mulai ditingkatkan sehingga mampu menjadi sumber pendapatan bagi petani.

Wakil Menteri Pertanian mengatakan, menindaklanjuti arahan Menteri Pertanian, optimalisasi lahan sawit dengan tumpang sari tanaman mampu menjawab tantangan masa ini. Tumpang sari akan dilakukan di sentra-sentra sawit.

"Kita harus menyumbang 1 juta ton. Sektor perkebunan harus ikut terlibat dalam pengembangan tanaman pangan ini," ujarnya pada acara "Optimalisasi Lahan Melalui Program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan" di Kampus Kementan, Rabu (15/11).

Wamen Harvick menambahkan, saat ini beberapa negara terancam oleh iklim yang tidak menentu. El Nino sudah di depan mata sehingga harus ada upaya terobosan atau bahkan upaya luar biasa untuk tetap menyediakan pangan khususnya beras untuk 273 juta rakyat Indonesia.

"Ini pekerjaan berat namun saya menyakini pasti ada upaya untuk keluar dari ancaman tersebut," tambah Wamen.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor pertanian Januari-Desember 2022 adalah sebesar 640,56 triliun rupiah atau naik 3,93 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Subsektor perkebunan terbukti terus menjadi penyumbang terbesar ekspor di sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 622,37 triliun rupiah atau 97,16 persen.

Baca Juga: