JAKARTA - Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian akan membangun sistem benih secara nasional guna mengejar target produksi sebesar 35 juta ton beras pada 2024.

Pelaksana Tugas Menteri Pertanian yang juga Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (20/10), mengatakan untuk meningkatkan target produksi dari 31 menjadi 35 juta ton maka Dirjen Tanaman Pangan diminta berkoordinasi dengan dirjen teknis lainnya seperti Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) untuk pupuk dan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) untuk penyuluh.

Target tersebut, katanya, bisa tercapai apabila semua pihak membangun kebersamaan.

Ia pun mengajak para kepala dinas pertanian se-Indonesia untuk segera mempersiapkan gerakan percepatan tanam El Nino, terutama yang berkaitan dengan persiapan benih unggul, ketersediaan pupuk, dan kesiapan para penyuluh.

"Gerakan nasional (percepatan tanam) El Nino dengan target 500 ribu hektare harus kita jalankan sebaik mungkin. Saya minta tolong sebulan ini kita mempersiapkan semuanya, sehingga minggu depan tidak ada lagi keluhan petani mengenai benih dan pupuk karena tugas kita semua mempersiapkannya dengan baik," katanya.

Lahan Tidur

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi, mengatakan pihaknya tengah melakukan konsolidasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Salah satunya untuk memetakan lahan tidur di daerah-daerah yang selama ini belum tergarap maksimal, serta penyediaan sarana dan prasarana penunjang pertanian lainnya.

"Kami tengah intensifkan program bersama ditjen teknis seperti PSP dari sisi pupuk, alsin, air, asuransi, KUR, serta BPPSDMP untuk penyuluhnya," paparnya.

Pihaknya juga sedang gencar mempersiapkan percepatan tanam di tengah El Nino. Setidaknya ada sembilan aksi guna merealisasikan hal tersebut, di antaranya gerakan kejar tanam, meningkatkan IP (indeks pertanaman) dan produktivitas berdasarkan pemetaan wilayah kekeringan.

Kemudian, perluasan areal tanam padi bagi kabupaten potensial ditanam saat musim kering dengan saprodi, pompa dan sumur, juga benih sebagai kompensasi terkena dan puso iklim ekstrem, wilayah pasang surut, rawa lebak, lahan kosong, dan kabupaten/ kota agar segera CPCL.

"Kami juga mengusung pertanian presisi skala ekonomi, polygon dashboard TIK, saprodi tepat, alsin hulu-hilir, drone, ramah lingkungan, efisiensi biaya input melalui pemanfaatan pupuk organik, hayati, pestisida nabati, elisitor biosaka, plant growth promoting rhizobacter (PGPR), dan lainnya," kata Suwandi.

Baca Juga: