JAKARTA - Produk-produk elektronik Tiongkok bertekad bersaing dengan produk serupa dari negara lain dengan kualitas dan harga lebih murah. Hal itu diungkapkan sejumlah peserta Internasional Consumer Electronics Expo (ICEE) kepada wartawan di Jakarta, Kamis. 

Independent Director Zhenzhen Guide Technology Co.Ltd., Sam mengungkapkan, penjualan produk visual LED yang dipasarkan di Indonesia selama empat tahun mengalami kenaikan. Pada tahun 2016, nilai penjualannya sebesar Rp 20 miliar,tahun 2017 naik menjadi Rp 40 miliar, tahun 2018  naik menjadi Rp 60 miliar dan tahun 2019 naik menjadi Rp 120 miliar. 

Di tahun 2020 kami mentargetkan nilai penjualan sebesar Rp 200 miliar.   "Pasar visual LED di Indonesia terus berkembang,sehingga saya optimis bisa mencapai target tersebut," kata Sam di Jakarta, Kamis (19/12). 

Sedangkan Steven Huang dari Zhenzhen VStarcam Technology Co.Ltd. yang memproduksi CCTV wireless mengatakan, pihaknya mencari kolega bisnis untuk memasarkan produk CCTV di Indonesia.  

"Di Asean, setelah Thailand yang pasarnya bagus,kami membidik pasar Indonesia dengan produk elektronik yang berkualitas dengan harga bersaing," paparnya.  Dan Tracy Huang, Staf Management Zhenzhen Foscam Intelligent Technology Co.Ltd. pihaknya memproduksi CCTV berkualitas tinggi dengan harga bersaing.

"Kami sudah memiliki agen di sini yang memasarkan ke instansi - instansi. Kami mencari agen yang memasarkan secra ritail," ujarnya.  Sementara itu, Wayman Liang Staf dari Zhenzhen Gippro Technologies,Co.Ltd. Gippro yang memproduksi rokok elektronik (Vape) membidik segmen pasar anak muda usia 20-36 tahun. "

Kami banyak varian Vape yang sekali pakai atau refiil serta yang mengandung nikotin atau tidak," ujarnya.  Perang Dagang Pada kesempatan yang sama, Sree Technology Co Ltd, perusahaan teknologi asal Shenzhen, Tiongkok memilih Indonesia untuk memperkuat pangsa pasar perangkat elektronik rumah tangga pintar (smart home aplliances) dengan inovasi teknologi yang bisa dikontrol melalui aplikasi di handphone. Hal itu untuk menjawab sekaligus memenuhi kebutuhan tren gaya hidup digital. 

  Sales Director Sree Technology Shelley Yu mengatakan, pihaknya tengah mencari rekan bisnis yang bisa mendistribusikan produknya ke pasar Indonesia. "Amerika sebenarnya pasar terbesar kami, tapi karena ada perang dagang jadi ada dampaknya dan kami harus beralih ke pasar Afrika dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia," katanya. 

Menurutnya, potensi produk IoT yang merupakan perpaduan Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) punya potensi besar di Indonesia. Dengan harga yang lebih murah ketimbang produk  Jerman, ia mengklaim kualitasnya tidak kalah.  

"Di Bali banyak vila yang dikontrol pakai handphone dan itu dari Jerman. Itu harganya mahal banget, sedangkan produk Tiongkok dengan kualitas yang cukup bagus harganya lebih murah sepersepuluhnya," katanya. mza

Baca Juga: