Pemerintah harus mendorong dan memberikan insentif untuk investasi padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja, mengingat sektor ini dinilai kurang menarik bagi investor.

JAKARTA - Pemerintah harus mengutamakan penyerapan tenaga kerja lokal. Terlebih lagi, setiap tahun ada 3-4 juta tenaga kerja baru di Indonesia. Mereka membutuhkan pekerjaan baru agar tidak menganggur.

Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, meminta pemerintah membuka lapangan kerja seluas-luasnya dengan cara mendorong investasi sebesar-besarnya. Langkah tersebut harus diikuti dengan memberikan insentif atau kemudahan investasi, membangun berbagai infrastruktur, serta memperluas kawasan kawasan industri.

Dia menyampaikan itu sebab setiap tahun angkatan kerja kita bertambah kurang lebih 3 hingga 4 juta jiwa. "Mereka membutuhkan pekerjaan. Pemerintah harus menciptakan lapangan kerja untuk sekurang kurangnya 3 sampai 4 juta tersebut. Tidak mungkin terjadi kalau tidak ada investasi baru, tidak ada pabrik pabrik baru," tegasnya pada Koran Jakarta, Kamis (4/5).

Pemerintah, terangnya, harus memikirkan mereka yang saat ini belum bekerja. Jumlah mereka sangat besar. "Pemerintah harus mendorong agar ada pabrik pabrik yang baru berdiri, yang memperluas pabrik agar terus tercipta lapangan kerja baru," tandas dia.

Pemerintah juga harus mendorong dan memberikan insentif untuk investasi padat karya. Kendati di sektor padat karya ini Indonesia kurang menarik, salah satunya posisi dan peran serikat buruh yang sangat liberal.

"Hal itu tidak disukai investor," paparnya.

Soal penyerapan tenaga kerja lokal ini, anggota Komisi VI DPR RI, Evita Nursanty, mengapresiasi pembangunan tahap satu Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). Menurutnya, KITB yang merupakan Proyek Strategis Nasional diharapkan akan mendongrak perekonomian masyarakat khususnya di Provinsi Jawa Tengah.

Menurutnya, dengan adanya KITB, diproyeksikan dapat menyerap 282 ribu tenaga kerja. Sementara itu, kawasan ini berpotensi menyerap 130 ribu lapangan kerja pada tahap satu. Ia menilai lapangan kerja yang luas ini harus mampu membuka peluang kerja bagi masyarakat Jawa Tengah, terutama di Kabupaten Batang.

"Ini bukan angka yang kecil dan harus dipersiapkan dengan matang. Tentunya saya berharap tenaga kerja ini wajib diutamakan yang dari Batang, Jawa Tengah. Jangan masyarakatnya hanya menjadi penonton, jadi mereka harus diutamakan dalam penyerapan tenaga kerja," ujar Evita.

Dirinya juga mendorong kolaborasi antara pemerintah daerah (pemda) dengan stakeholder terkait dalam mempersiapkan tenaga kerja lokal yang terampil dan kompetitif. "Harus ada perencanaan, jangan sampai ini dibuka baru dipersiapkan, harus ada pelatihan yang dilakukan kepada mereka," tegas Evita.

Kesempatan Setara

Anggota Komisi VI dari Fraksi PKB, Luluk Nur Hamidah, mengingatkan agar perusahaan memberikan kesempatan kerja yang sama antara laki-laki dan perempuan. Mengingat tingkat partisipasi perempuan dalam dunia kerja masih rendah.

Luluk menyampaikan, masih ada gap kesempatan kerja antara laki-laki dan perempuan. Salah satu penyebab sulitnya perempuan Indonesia mendapatkan pekerjaan kelas menengah adalah karena mereka tidak memiliki akses ke pasar tenaga kerja. Ketika kesempatan perempuan ke dunia kerja lebih sedikit, dibanding laki-laki maka menimbulkan ketidaksiapan lingkungan dalam merespons kehadirannya.

Baca Juga: