Untuk menangani masalah produksi pangan di 10 provinsi terdampak El Nino, pemerintah akan mengoptimalkan peran satu penyuluh untuk satu desa.

JAKARTA - Pemerintah pusat fokus menangani masalah produktivitas pangan di 10 provinsi sentra produksi. Penyuluh pertanian diharapkan memperkuat penanganan di daerah dari pupuk hingga kesiapan asuransi pertanian.

Plt Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi, meminta para penyuluh pertanian di 10 provinsi gerakan nasional (Gernas) penanganan El Nino terus diperkuat. Menurutnya, peran penyuluh sangat penting terutama dalam mendukung target produksi Kementan pada 2024 yaitu sebesar 35 juta ton.

Adapun kesepuluh provinsi yang dimaksud adalah Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan, sedangkan provinsi pendukungnya adalah Lampung, Banten, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.

"Saya akan menemui bapak-ibu semua di 10 provinsi yang memang berkonsentrasi pada peningkatan produksi. Saya minta arahan sumber dayanya (penyuluh) ke 10 provinsi ini," ujar Mentan dalam webinar pembinaan penyuluh pengawalan gernas penanganan El Nino, Rabu (18/10).

Berikutnya, kata Arief, implementasi satu penyuluh satu desa harus betul-betul dijalankan untuk memudahkan komunikasi dengan kementerian pertanian. Di sisi lain, Arief meminta agar pemerintah menjemput bola dengan menjadikan penyuluh sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Namun, Arief mengatakan selain kesiapan penyuluh, juga harus diikuti dengan ketersediaan pupuk. Arief sendiri mengaku sudah berkomunikasi dengan Direktur Pupuk Indonesa agar mampu memenuhi kebutuhan pupuk petani.

"Kalau pupuk subsidi sulit untuk komersial harus ada. Saya sudah bawa Pak Ali Jamil sudah bawa Dirut Pupuk Indonesia holding kalau nanti kurang bayarnya akan kita tandatangani sehingga tidak ada alasan lagi untuk tidak punya pupuk di 26.000 outlet," katanya.

Ke depan, Arief berharap penyuluh dapat mengomunikasikan program asuransi pertanian agar memiliki jaminan modal di saat sawah mereka memiliki masalah. Mentan mengaku telah menyiapkan semua sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan produktivitas.

"Untuk asuransi pertanian, saya mohon para penyuruh mengomunikasikan kepada para petani. Ini penting karena nanti bila ada gagal panen masih ada uang yang bisa digunakan untuk tanam berikutnya sebagai pengganti sehingga target produktivitas yang tadinya rata-rata 5,2 per hektare bisa meningkat 5,4 atau 5,5. Tapi untuk daerah yang sudah bisa 7-8 ton tolong tingkatkan lagi supaya bisa 8 sampai 9 ton per hektare," katanya.

Peran Penting

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, menyampaikan kegiatan ini sejatinya dikhususkan untuk para penyuluh di 10 provinsi saja. Namun, setelah acara berlangsung jumlah penyuluh yang mengikuti webinar ini mencapai 16 ribu.

"Jadi, penanganannya di sentra produksi beras ini ada di 10 provinsi, tapi kemudian sampai dengan jam 7 tadi sudah terdaftar 16.267 penyuluh, berarti ini ada yang di luar dari 115 kabupaten juga gabung di sini. Artinya, para penyuluh memang sudah kangen sama Bapak Menteri ingin bertatap muka meskipun hanya lewat webinar," katanya.

Dedi menambahkan peran penyuluh di 10 provinsi ini sangat vital karena mereka harus memastikan sarana prasarana pertanian tersedia setiap saat sehingga para petani tinggal melakukan tanam.

Baca Juga: