KPAI mendorong pemerintah dan pemda untuk memberikan beasiswa serta fasilitas belajar daring. Dengan begitu, anak-anak yang terkendala faktor ekonomi masih bisa mengakses pembelajaran.

JAKARTA - Pemenuhan hak anak terdampak pandemi Covid-19 harus menjadi prioritas utama karena anak adalah kelompok paling berisiko. Demikian disampaikan CEO Save the Children Indonesia, Selina Patta Sumbung, di Jakarta, Jumat (23/7).
"Dengan jumlah kasus positif yang terus bertambah termasuk pada anak-anak menjadi sebuah peringatan bagi semua pihak untuk menempatkan pemenuhan hak anak menjadi prioritas utama," ujarnya.


Sampai 16 Juli, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat 351.336 kasus positif Covid-19 terjadi pada anak usia 0-18 tahun. Anak-anak yang meninggal mencapai 777. Selina mengatakan, upaya penanganan pandemi harus lebih berpihak pada anak.
Keterlibatan anak serta orang muda dalam proses pembangunan dan penanganan pandemi menjadi sangat penting. "Ini untuk memastikan program dapat tepat sasaran dan menjawab kebutuhan anak," katanya.


Sektor Pendidikan

Secara terpisah, Komisioner Bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti, menyoroti kondisi pemenuhan hak anak di sektor pendidikan selama pandemi Covid-19. Salah satunya, pandemi Covid-19 meningkatkan angka anak putus sekolah karena faktor ekonomi.
Dia menerangkan, kondisi tersebut membuat siswa tidak mampu membayar SPP selama berbulan-bulan. Kasus lainnya, murid juga tidak memiliki alat daring. Mereka terpaksa harus bekerja membantu orang tuanya. Bahkan memutuskan untuk menikah di usia anak.
Tahun lalu ada 119 kasus anak putus sekolah karena menikah. Tahun ini sudah tercatat 33 kasus. "Padahal pemerintah sedang menurunkan angka perkawinan anak," jelasnya.
Menurut Retno, KPAI mendorong pemerintah dan pemda untuk memberikan beasiswa serta fasilitas belajar daring. Dengan begitu, anak-anak yang terkendala faktor ekonomi masih bisa mengakses pembelajaran.
"Penanganan ini tentu memerlukan kehadiran negara serta dukungan APBN/APBD demi kelangsungan masa depan anak-anak," tandasnya. Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga, berharap anak-anak dapat termotivasi, tidak boleh kalah dengan pandemi.
Di sisi lain, Retno mengajak seluruh pihak, utamanya para pejabat pemerintah dan petinggi dari berbagai sektor dapat mendengarkan aspirasi serta mengedepankan kepentingan terbaik bagi anak. "Anak-anak tentu paling mengetahui permasalahan dan solusi dari berbagai isu yang melingkupi mereka," ujarnya.
Retno berharap, semua pihak benar-benar mendengarkan, mempertimbangkan, dan mewujudkan berbagai aspirasi tersebut. Mereka harus mengedepankan prinsip kepentingan terbaik bagi anak. n ruf/G-1

Baca Juga: