Primal Scream, band rock ikonik asal Skotlandia, akan merilis album terbaru mereka yang diberi nama 'Come Ahead' pada 8 November mendatang. Band yang terkenal menggabungkan genre musik ini terakhir merilis album mereka, 'Chaosmosis' pada tahun 2016. Pasca album 'Chaosmosis', Primal Scream lebih fokus pada penampilan langsung dan tur mereka yang berjalan sampai saat ini.
Vokalis Primal Scream, Bobby Gillespie, sempat berkolaborasi dengan Jehnny Beth, musisi asal Prancis, untuk sebuah album duo selama masa pandemi Covid-19. Saat itu, harapan untuk materi baru dari Primal Scream sepertinya sudah hilang.
Namun pernyataan tersebut sudah tidak berlaku. Primal Scream kini telah mengumumkan album studio terbarunya, 'Come Ahead'. Album tersebut memiliki judul yang menggugah dan mengacu pada kampung halaman sang vokalis di Glasgow, Skotlandia.
Album ini disusun dalam bayang-bayang perasaan berduka. Sampul album ini adalah foto dari ayah Bobby yang telah meninggal, Robert Gillespie Senior, yang juga merupakan seorang seniman yang pernah dinominasikan untuk penghargaan berharga, Turner Prize.
Album studio ke-12 dari Primal Scream ini dimulai dari lantunan gitar akustik oleh Bobby Gillespie sendiri. Namun karena mengingat Primal Scream dikenal dengan aksen musik rocknya, ide tersebut dikembangkan kembali oleh seorang musisi dan produser musik asal Irlandia Utara, David Holmes.
Produksi album ini dikerjakan oleh Holmes bersama gitaris Primal Scream, Andrew Innes, dengan sesi rekaman yang berlangsung di beberapa kota, yaitu Belfast, London, dan Los Angeles.
Selaku penulis yang mendominasi pada album ini, Bobby Gillespie menunjukkan antusiasnya akan album terbaru dari bandnya ini, Primal Scream. Ia (Bobby Gillespie) juga menambahkan album ini akan bertemakan konflik batin.
"Saya sangat bersemangat tentang album ini seperti ketika membuat rekaman pertama. Jika ada tema keseluruhan dari 'Come Ahead', mungkin tentang konflik, baik batin maupun luar," jelas Bobby Gillespie, dikutip dari Clash Music, Kamis (18/7).
Bobby Gillespie juga menjelaskan tentang filosofi nama album ke-12 dari Primal Scream ini yang menunjukkan sebuah tantangan akan ancaman dari seseorang.
"Ada juga benang merah kasih sayang yang mengalir melalui album ini. Judulnya adalah istilah dari Glasgow. Jika seseorang mengancam akan melawanmu, kamu berkata, 'come ahead!' Ini menggambarkan semangat tak terkalahkan dari orang Glasgow, dan album ini juga memiliki sikap agresif dan percaya diri yang sama. Mereka punya istilah untuk ini di sana, gallus. Judul 'Come Ahead' juga cukup berani," jelas Bobby Gillespie.
Untuk mengantarkan penggemarnya menuju album 'Come Ahead', Primal Scream telah merilis single pengantar, 'Love Insurrection'.
Single tersebut memiliki akar funk-soul ala Curtis Mayfield yang diberi sentuhan rave-rock. Sang vokalis mengatakan bahwa lagu 'Love Insurrection' ini memiliki pesan tentang penerimaan sisi terburuk dari sifat manusia dan disertai dengan harapan dalam rekaman album ini.
Secara keseluruhan, album 'Come Ahead' dari Primal Scream ini akan menyajikan 11 lagu, yaitu 'Ready To Go Home', 'Love Insurrection', 'Heal Yourself', 'Innocent Money', 'Melancholy Man', 'Love Ain't Enough', 'Circus Of Life', 'False Flags', 'Deep Dark Waters', 'The Centre Cannot Hold', dan 'Settler's Blues'.
Primal Scream awalnya dibentuk oleh Bobby Gillespie, yang sebelumnya juga bermain drum untuk band The Jesus and Mary Chain. Album perdana mereka yang dirilis pada tahun 1987, 'Sonic Flower Groove', menampilkan gaya indie pop yang terinspirasi dari band The Byrds.
Mereka (Primal Scream) mendapatkan pengakuan dari pendengar musik global melalui album 'Screamadelica' yang dirilis pada tahun 1991. Album tersebut menjadi rilisan mereka yang paling berpengaruh pada industri musik era-90an.
Primal Scream telah mendapatkan berbagai penghargaan dan nominasi sepanjang karir musiknya. Album 'Screamadelica' sering dianggap sebagai salah satu album terbaik sepanjang masa oleh berbagai kritikus musik. Primal Scream juga dikenal karena penampilan live mereka yang enerjik dan penuh semangat.