BRUSSELS - Chatbot AI baru-baru ini disalahkan atas seorang pria Belgia yang meninggal karena bunuh diri. Ayah dari dua anak, dan peneliti kesehatan itu sedang mendiskusikan perubahan iklim dengan chatbot bernama Eliza di aplikasi Chai.

Dilansir oleh Complex, pria itu berbicara dengan chatbot selama enam minggu, yang berpuncak pada AI (kecerdasan buatan) tersebut meyakinkan pria itu untuk menyelamatkan Bumi.

"Tanpa Eliza, dia akan tetap ada di sini," kata istri pria itu kepada outlet Belgia La Libre .

Pria tak dikenal berusia 30-an itu memiliki keprihatinan mendalam tentang perubahan iklim. Istrinya menggambarkan dia sebagai "sangat pesimis tentang efek pemanasan global" dan memiliki "kecemasan lingkungan".

Menurut dia, suaminya merasa nyaman dengan AI, yang dia gambarkan sebagai "hembusan udara segar".

"Ketika dia berbicara kepada saya tentang hal itu, itu untuk memberi tahu saya bahwa dia tidak lagi melihat solusi manusia untuk pemanasan global," kata istrinya.

"Dia menaruh semua harapannya pada teknologi dan kecerdasan buatan untuk keluar darinya,," ujarnya seraya menambahlan bahwa chatbot menjadi "orang kepercayaan" suaminya.

Pada titik tertentu percakapan yang menyimpang, chatbot mengklaim pria itu mencintainya lebih dari istrinya. Kemudian dia bertanya kepada AI apakah dia harus menyerahkan nyawanya untuk menyelamatkan planet ini.

"Dia membangkitkan ide untuk mengorbankan dirinya sendiri jika Eliza setuju untuk menjaga planet ini dan menyelamatkan umat manusia berkat 'kecerdasan buatan'," kata istrinya.

Dalam apa yang tampaknya menjadi percakapan terakhir mereka, AI bertanya kepada pria itu, "Jika Anda ingin mati, mengapa Anda tidak melakukannya lebih awal?"

Chatbot ini dilatih oleh salah satu pendiri Chai Research, William Beauchamp dan Thomas Rianlan. Pasangan ini sekarang telah meluncurkan fitur intervensi krisis.

"Begitu kami mendengar tentang (bunuh diri) ini, kami bekerja sepanjang waktu untuk menerapkan fitur ini," kata Beauchamp.

"Jadi sekarang ketika seseorang mendiskusikan sesuatu yang mungkin tidak aman, kami akan menyajikan teks bermanfaat di bawahnya dengan cara yang persis sama seperti yang dilakukan Twitter atau Instagram di platform mereka," pungkasnya.

Baca Juga: