JAKARTA - Prestasi Indonesia dalam cabang olah raga golf dinilai sedang mengalami penurunan karena terkendala jumlah turnamen yang diikuti oleh para atletnya terutama di dalam negeri.

Kondisi itu Hal menyebabkan Indonesia susah bersaing bahkan dengan negeri tetangga seperti Singapura atau Thailand yang bisa menggelar banyak turnamen dalam satu tahun. "Sebenarnya ada dan jalan turnamennya, untuk tahun ini ada sekitar delapan atau sembilan yang ruang lingkupnya lokal dan dua regional. Tapi itu kurang dibandingkan negara tetangga seperti Thailand, Singapura, Filipina atau Malaysia rata-rata bisa menggelar belasan hingga dua puluhan turnamen per-tahun," kata Sekretaris Jenderal PGA Tour of Indonesia, Agus Triyono di Jakarta, Rabu (4/10).

Terkait kurangnya jatah turnamen menyebabkan turunnya prestasi atlet Indonesia tersebut bisa saja ada benarnya jika melihat raihan tim Merah Putih di ajang SEA Games 2017 Malaysia yang lebih buruk dibanding gelaran sejenis pada 2015 lalu di Singapura.

Di Singapura pada 2015, tim Indonesia berhasil mempersembahkan dua medali perak dari nomor beregu dan perorangan putri serta satu medali perunggu dari beregu putra. Sementara pada SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, tim golf Indonesia hanya mampu mempersembahkan satu medali perak dari beregu putri dan satu perunggu dari beregu putra.

Pada cabang olah raga golf di SEA Games 2017 itu, Thailand mampu menjadi juara umum dengan menggondol tiga medali emas, dua perak dan satu perunggu. Sementara Singapura berhasil menjadi runner-up dengan mampu mencuri satu emas beregu putra dari Thailand.

Akan tetapi, bukan artinya para pegiat golf termasuk Persatuan Golf Indonesia (PGI) berdiam diri dan tidak berusaha membuat turnamen sebagai hal vital dalam pembinaan, namun mereka dihadapkan pada persoalan klasik yaitu dana. "Ini masalahnya klasik memang yaitu dana. Karenanya memang harus ada dukungan kuat dari banyak pihak untuk menggelar turnamen, kita harapkan ke depannya lebih baik," ucap Agus.

Dari seluruh turnamen golf yang digelar di Indonesia untuk tahun 2017 ini, tujuh di antaranya telah dilaksanakan dari kurun waktu Januari hingga Agustus, sementara sisanya akan mulai bergulir lagi pada bulan Oktober.

Turnamen yang tersisa tersebut antara lain ADT - Combiphar Players Championship (11-14 Oktober) di Bali, IGT VII (13-15 November) di Banten, Indonesian Masters (14-17 Desember) di Jakarta, serta IGT Final (19-21 Desember) yang hingga kini belum mendapatkan lokasi turnamen.

Di antara semua turnamen tersisa tersebut, Indonesian Masters 2017 merupakan turnamen berkelas internasional yang direncanakan akan diikuti oleh sekitar 150 peserta dari 20 negara termasuk Indonesia ditambah tiga hingga empat pemain undangan dari Pelatnas golf tim Merah Putih untuk Asian Games 2018. Ant/S-2

Baca Juga: